Akankah mungkin kau membaca cerita kita?
Atas semua petualanganmu dan aku, bersama
Cerita yang kubagikan ini, dengan hati yang lebih bisa menerima
Pada hari biasa di bulan yang istimewa
Malaikat menyampaikan dukanya
Melalui hembusan angin tak bersuara
Menyadarkan akhir yang tlah mencapai muara
Hening sepi dan muram durja
Gelap kelabu meliputi sluruh angkasa
Separuh sinar mentari tlah binasa
Surya tertunduk, ikut terluka
Menyaksikan garis hidup takdir dua manusia
Tidak mungkin bila semua dusta!
Seru semua dedaunan yang layu tiba-tiba
Apakah ini mimpi buruk semata?
Bisik sekuntum bungaDeklarasi dua hati yang musnah
Ikrar suci yang luluh lantah
Gelas berisi harapan yang pecah
Hati yang kini hancur bersimbah darah
Jiwa yang hilang tanpa arah
5 tahun yang begitu indah
Kini berkesudahan sudah
Camkan!
Hanya dengan dalang utama; keegoisan serta ketidakdewasaan
Kini, pohon kehidupan bagai berguguran
Kini, bunga tak lagi bermekaran
Kini, mimpi indah berkesudahan
Kau dan aku mencapai kesepakatan
Sebuah perpisahan
Yang kemudian di mata bulatnya tercipta hujan
Dengan rintikan yang berjumlah ribuan
Hanya untuk menerima sebuah kenyataan
Pahit dan sakit
Kenyataan yang sulit dan berbelitOh sungguh, jalanan ini menjadi terjal
Kedua napas manusia itu tersengal
Mengetahui akhir yang tak masuk akal
Menyisakan abu asap tebal
Pikiran bebal
Lautan menjadi dangkal
Hancur! Tak tersisa walau sejengkalSang dewi mencoba bertanya pada ibu peri
Mengapa jalanku seperti ini
Katakan padaku ini hanya sebuah ilusi!
Kesedihan ini tak punya tepi
Dalam waktu singkat semua terasa sunyi
Masa lalu ini bagai bergerigi
Menyayat pikiran dan kebahagiaan dari banyak sisi
Hingga membuat keringnya banyak perigi
Karena tangisan itu tak pernah berhenti
Terus berlanjut, meski di dalam hati
Semua usang
Cuilan tajam karang
Menusuk rongga hati
Darah segar bercucuran tanpa henti
Inikah takdir sang Ilahi?
Dan sampai detik ini
Dengan menulismu aku bisa berbicara dengan diriku sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Preamble-mu dan aku
PoetryTerkadang, hidup sangat membingungkan. Terkadang, kenyataan tidak seperti apa yang diharapkan. Terkadang, hidup seperti sebuah gurauan. Adalah ia, mata bulat coklat yang masih berusaha mencari kedamaian diri sendiri. Adalah ia yang masih mengartikan...