Mine!

1.5K 98 5
                                    

Semilir angin berhembus, menghempaskan surai sehitam jelaga itu, membuat surai sang pemuda sedikit berantakan.

Pemuda itu, Kim Jongin, masih menatap indahnya pemandangan senja yang telah menampakkan diri. Ia berdiri di balkon kamarnya, tersenyum kecil kala menatap betapa menakjubkannya sang senja.

"Oh!"

Ia tersentak saat sebuah lengan memeluk pinggangnya dari belakang. Berbalik, dan menemukan kekasihnya, Oh Sehun, menatapnya dengan senyum yang mengembang.

"Kau mengagetkan ku Sehun" Jongin berbalik menghadap Sehun, meraba rahang tegas sang kekasih.

Sehun terkekeh,

"Maaf kalau aku mengagetkanmu," Sehun semakin mengeratkan lengannya di pinggang ramping sang kekasih.

Jongin memang laki-laki, tapi itu tak memungkiri jika Jongin memang memiliki pinggang yang ramping, wajahnya yang manis. Kulit Tannya yang indah.

"Apa yang sedang kau lakukan disini? Aku mencarimu di bawah, tapi tak menemukanmu, dan aku malah menemukanmu disini" Sehun memandang wajah Jongin, dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Tidak. Aku hanya sedang menikmati senja yang indah" Jongin mengangkat tangannya, merangkul leher Sehun, sedikit berjijit lalu mengecup singkat bibir Sehun, dan setelah itu ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Sehun, menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.

Sehun terkekeh, semakin mengeratkan pelukannya, mengusap punggung Jongin sesekali. Beruangnya ini memang sangat menggemaskan, sangat manis, sangat indah, sangat menawan. Itulah mengapa ia tak pernah bisa berpaling dari si lelaki tan.

Ia sangat memuja lelakinya, sangat mencintainya, bahkan ia rela melakukan apapun, ia rela mati demi Jongin asal ia selalu bersama Jongin selamanya.

"Ya... Senja memang sangat indah, tapi..." Sehun menggantungkan kalimatnya, menangkup wajah Jongin

"Tapi bahkan mereka tidak seindah dirimu, semenawan dirimu dear..." Sehun mengusap pipi lelakinya.

"Sehun, Hentikan! Jangan menggodaku!" Jongin memukul dada bidang kekasih tampannya pelan, lalu kembali memeluk leher Sehun menelusupkan wajahnya yang mungkin sekarang sudah sangat memerah seperti kepiting rebus.

"Haha tidak dear, aku tidak menggodamu. Kau memang sangat indah dan menawan melebihi senja itu sendiri" Sehun tersenyum melihat kelakuan menggemaskan Jongin. Ia mengusap surai halus Jongin, mengecup pucuk kepala Jongin berkali-kali.

"Oke, sekarang lebih baik kita kedalam ya? Udara semakin dingin, aku tidak mau dirimu kedinginan dear"

"Tapi Sehun, aku masih mau disini" Jongin merengek, mendongakkan wajahnya pada Sehun

"Tidak dear, sebentar lagi akan malam, dan udara semakin dingin. Aku tidak mau kau sakit nantinya" Jongin mengusap pipi Jongin. Jongin mencebikkan bibirnya, lalu menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan lelakinya.

Mereka melangkah bersama kembali ke dalam kamar mereka.









Jongin menyiapkan makan malam, sesekali bersenandung kecil agar tidak terlalu sunyi. Sudah menjadi kebiasannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anything!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang