♣ 7

26.6K 1.3K 37
                                    

Selamat Membaca!

Maura terbangun lalu melirik ke samping, di sana ada pak Adam yang tidur tanpa pakaian, hanya boxer hitam yang menutupi area pribadinya.

"Shh" ringis Maura lalu melirik lengannya yang terasa kaku karena terlalu lama terikat, untung saja hanya diikat dengan dasi bukan tali atau borgol.

"Dasar duda tua."maki Maura dalam hati lalu menendang kasar kaki pak Adam hingga terdengar lenguhan keras dari pria itu.

"Apa?"tanya Adam begitu membuka mata.

"Lepas!"titah Maura lalu menggerakkan lengannya membuat Adam tersenyum sinis.

"Tidak."sahut Adam cepat membuat Maura melotot.

"Aku mau pipis."ucap Maura lagi.

Adam menggeleng."Pipis saja di sini."

Maura kembali menendang pak Adam dengan keras.

"Arghh sial"maki Adam lalu menutup area pribadinya yang baru saja ditendang.

Maura tertawa sinis. "Sakit, pak? bawa ke bengkel sana!"ejek Maura membuat Adam menatapnya garang.

"Kamu__"

Maura membalas tatapan tajam Adam dengan senyum mengejek.

"Apa kamu ingin menjadi perawan sampai mati?"tanya Adam kesal membuat Maura menghentikan senyumnya lalu beralih memasang wajah cemberut.

Tiga jam yang lalu, Maura berpikir jika dirinya akan berakhir menjadi gadis tapi bukan perawan gara-gara pak Adam. Tapi untung saja pria itu hanya mengikat tangannya. Maura bahkan tidak ingat lagi kapan ia tertidur, di mana seharusnya ia tak akan bisa tidur, apalagi mendengar perkataan pak Adam yang ingin anak perempuan.

Maura mengubah posisi agar rasa kaku pada lengannya berkurang. Melihat hal itu, Adam berinisiatif melepaskan ikatan pada lengan kekasihnya.

"Sakit?"tanya Adam perhatian saat Maura mengibaskan kedua lengannya.

"Bapak mau diikat juga "sinis Maura membuat Adam menghela napas.

"Mas, panggil mas!"titah Adam.

"Ck! Tidak sudi."cibir Maura membuat Adam kembali mengambil dasi yang tadi dia lempar sembarangan.

"Eh bapak mau apa?"tanya Maura takut.

"Mau berbuat sesuatu yang harusnya tadi saya lakukan."ucap Adam datar membuat Maura melotot lalu memundurkan tubuhnya.

Adam mendekat lalu menarik kedua lengan Maura ke tempat tadi dia mengikatnya.

"Mas, jangan Mas."teriak Maura dan memanggil mas seperti yang pria itu inginkan.

Adam menyeringai lalu merebahkan tubuhnya kembali.

"Jangan main-main atau mas akan melakukan sesuatu yang membuatmu tidak bisa pergi."ucap Adam datar membuat Maura meringis.

"Itu salah mas, kenapa mas bentak aku. Katanya cinta."sindir Maura pedas membuat Adam memiringkan tubuhnya menatap Maura.

"Wanita yang ada di foto itu bukan siapa-siapa."jelas Adam membuat Maura mencibir.

Jodohku Duda TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang