2.Willi?

80 7 0
                                    

Hari demi hari berganti,hari demi hari itu pula Alena jalani dengan penuh kebahagiaan.Hari ini,Alena dan mika berjalan beriringan menuju kelas mereka.Pagi ini Alena tidak berangkat bersama Dava, dikarenakan kakak keduanya itu harus berangkat lebih awal entah karena apa.Alhasil Alena pun diantar oleh supir pribadinya dan kebetulan bertemu mika di gerbang tadi.

"Len,sumpah lo ya ngeselin nya minta ampun.Lihat nih pipi mulus gue yang glowing ini merah gara gara Lo"Kesal mika sambil mengusap pipinya.

"Yamaap lagian lo ngapain bahas si Abdul itu si,kan ngakak gue jadinya inget sikap dia yang dulu"Ucap Alena dengan tawa yang tak henti henti.

"Ya lain kali kalo ketawa ya ketawa aja kaga usah pake nabok segala"Greget mika yang hanya dibalas kekehan oleh Alena.Tepat saat itu mereka sudah sampai di ambang pintu kelas mereka.Tapi saat Alena hendak masuk kelas matanya langsung terpaku pada sosok pria yang sedang bermain ponsel di bangku yang sering ia tempati dulu.

"Heh kutil badak,ngapain lo matung disitu?perasaan disini lagi gaada manekin challenge dah"heran mika yang melihat Alena hanya diam dan tidak masuk kelas.Karna tidak ada jawaban dari Alena,akhirnya mika pun mengikuti arah pandang sahabatnya itu.kemudian dia menghela nafas.

"Oh dia,dia itu Willi yang waktu itu gue ceritain ke Lo,gatau dah kenapa tu anak baru nongol lagi."

"Na-nama lengkap dia siapa mik?"tanya Alena gugup tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gue juga kurang tau sih,soalnya waktu perkenalan dia cuma ngenalin nama dia Willi doang,dan dia pindahan dari Jerman,gatau deh nama panjangnya apaan,Willi sableng mungkin"Jawab mika acuh."eh tapi,Lo kenapa liatin dia segitunya si?kaya yang kaget gitu?Lo kenal dia?"tanya mika penasaran.Bukannya menjawab,Alena malah pergi meninggalkan mika yang kebingungan.Mika pun langsung berteriak sambil mengejar Alena yang berlari menuju taman belakang sekolah. "Apakah dia orang yang sama?" Alena terus berlari sambil menintikan air mata,tidak peduli dengan orang orang yang memandangnya aneh,dia terus berlari.Dava yang sedang di pinggir lapangan pun melihat itu,dia mengernyitkan dahinya heran.ada apa dengan adiknya itu?

"Heh tunggu,Alen kenapa?"tanya Dava menghadang mika.Sontak hal itu membuat mika berhenti mendadak.Dia tidak langsung menjawab,tetapi mengatur nafas terlebih dahulu.Setelah dirasa cukup barulah dia berbicara.

"Gue juga gatau kak,waktu tadi liat Willi,dia langsung speechless gitu,kaya yang kaget juga.Dan waktu gue tanya,bukannya jawab dia malah lari gitu aja"jelas mika.

"Willi?Willi siapa?'tanya Dava heran.pasalnya dia merasa tidak asing dengan nama itu.

"Dia murid baru sekelas sama kita,dia masuk waktu Alena ga sekolah lama.Dan dia pindahan Jerman"

"Jerman?Willi?"Tanya Dava mengingat. "Apakah dia Willi yang sama?"

********

Dan disinilah Alena sekarang.Taman belakang sekolah.Tempat yang tidak terlalu indah namun tidak terlalu menyeramkan.Disini terdapat dua kursi panjang yang terbuat dari kayu dan sebuah pohon rindang yang meneduhkan dan menenangkan.Alena pun duduk di salah satu kursi tersebut sambil memandang kosong hamparan daun di depannya, matanya pun mulai berkaca kaca.

"Ga,gamungkin dia Willi yang sama,gamungkin"sergah Alena sambil terus menggelengkan kepalanya.Saat dia sedang bergelut dengan pikirannya,tiba tiba datang dua orang dengan nafas terengah.Tanpa melihatnya pun,Alena sudah tau siapa mereka.

"Alen"Panggil salah satu dari mereka, namun tidak digubris sama sekali oleh Alena.Menyadari hal itupun,Dava langsung duduk di samping Alena dan membawa cewek itu kedalam dekapannya.Sedangkan mika,dia berdiri tepat di samping Dava.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang