Chapter 35

3.7K 476 41
                                    

Happy reading y'all :)

☆☆☆

Sudah lima hari ini Harry menginap di rumahnya dan tidak pulang ke Manor. Narcissa menelponnya hampir setiap hari untuk menanyakan kabar atau hal lainnya, ada rasa tidak enak di dalam diri Harry karena terlalu lama di sini meskipun Draco juga sudah memberinya izin dan pulang kemari setelah selesai proses syuting atau pemotretan.

Pagi ini, Harry bangun lebih awal dan langsung muntah di toilet. Badannya terasa sakit di beberapa bagian dan hanya lemas saja setelah muntah. Tidak ada gejala lain yang Harry rasakan.

Tidak ada yang memergokinya di toilet, itu membuatnya lebih tenang. Ia kembali ke kamar setelah membersihkan mulutnya, duduk di pinggiran ranjang dan menatapi Draco yang sedang tidur.

Draco tampan karena hasil dari gabungan gen Narcissa dan Lucius. Punya rambut pirang yang indah meski harus beberapa kali di warnai coklat karena keperluan syuting atau photo shoot. Harry tidak pernah berfikiran untuk menikahi seorang Draco Malfoy, keturunan tunggal dari Lucius Malfoy yang merajai hampir seluruh hotel di dataran Inggris Raya. Harry tidak pernah berfikir seperti itu. Tapi  kenyataannya, Draco Malfoy sedang tidur di ranjangnya sekarang, bercinta dengannya, makan di satu meja, dan berbagi kasur bersama. Di buktikan oleh cincin lambang Malfoy yang melingkar di jari manisnya saat ini.

Harry pikir ini akan menjadi pernikahan sementara, akan tetapi Draco membuatnya menjadi selamanya. Bagaimana Harry menjadi tidak luluh dengan Draco yang benar-benar tulus seperti ini.

Dan pikirannya tiba-tiba di buyarkan oleh perutnya yang bergejolak seolah memberitahukan bahwa ia harus memuntahkan isi perutnya sesegera mungkin. Berlari kembali ke toilet dan hanya memuntahkan air dari dalam mulutnya hingga berkali-kali dan memaksa Harry untuk duduk di atas kloset sebelum berdiri.

"Harry, kau di dalam?" Suara Draco memanggilnya dari luar.

Buru-buru Harry menyalakan air kloset dan membersihkan mulut serta wajahnya. Syukurlah, ia sudah bisa berdiri sekarang dan membuka pintu untuk Draco.

"Kau baik? Aku mendengarmu muntah di dalam." Sorot matanya menampakkan kekhawatiran yang jelas.

"Aku hanya tidak enak badan." Ujar Harry jujur.

"Mau ke rumah sakit?"

"Tidak perlu. Aku ingin cuddle sebelum sarapan, boleh?"

"Silahkan." Draco mengangkat Harry ke dalam gendongannya dan membawa Harry ke dalam kamar.

***

Bibir Draco mulai menjamah titik sensitif Harry dan menimbulkan rintihan dari bibir Harry.

"Miss you, Rry." Draco beralih menggesekkan bibirnya di bibir Harry. Hanya sekedar gesekan yang membuat Harry frustasi.

Draco pun membuka satu persatu kancing piyama Harry dan membuangnya ke lantai setelah selesai. Harry yang menyadari Draco akan berbuat lebih jauh pun mendorong dada pria pirang itu.

"Jangan." Harry menolak.

"Kenapa? Kau tidak ingin?"

"Aku sedang sakit, ingat?"

Draco mengerut dan mendesah kecewa. Ia bangkit untuk mengambil piyama Harry.

"Maaf." Harry menyentuh sisi wajah Draco.

"Kita bisa melakukannya lain kali." Kata Draco dan mengancingkan satu persatu piyamanya.

"Aku ingin memelukmu, Draco." Ujar Harry lalu membawa dirinya untuk merapat pada Draco.

Draco juga senang melihat Harry yang manja seperti ini pun mengelus rambut hitamnya perlahan.

***

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang