♣ 8

26.2K 1.3K 53
                                    

Selamat Membaca!

Maura menyeret koper dengan langkah malas lalu melirik pria tua yang mengikutinya di belakang. Niat hati memberi kejutan pada keluarga eh malah ia sendiri yang terkejut.

Tiba-tiba Maura menghentikan jalannya lalu berbalik menatap pak Adam."Mas nginap di hotel saja ya."pinta Maura memelas.

Adam menggeleng."Mas ikut kamu."ucap Adam tegas.

Maura menatap pak Adam dengan wajah penuh harap. "Tidak bisa, mas. Apa nanti kata orang rumah. Lagipula di hotel lebih nyaman, kalau di rumah takutnya nanti aku yang diomeli."

Adam mengangguk paham."Mas akan menjelaskan kepada mereka tentang hubungan kita."ucap Adam lancar membuat Maura yang tadinya tersenyum melihat anggukan pak Adam langsung memasang wajah kesal.

"Hubungan apa?"gerutu Maura membuat Adam terkekeh.

"Kita naik taksi atau kamu di jemput?"tanya Adam lalu mengambil alih koper kecil Maura.

"Dijemput? Mas pikir mereka tahu kalau aku pulang. Aku mau kasih mereka kejutan tapi malah gagal gara-gara mas ikut."ucap Maura dengan nada tinggi membuat Adam menggeleng polos.

"Kok jadi mas yang salah?"tanya Adam tak terima membuat Maura mendelik.

"Makanya mas nginap di hotel saja ya. Jangan ikut ke rumah."pinta Maura membuat Adam menghela napas.

"Tapi sama kamu."ucap Adam membuat Maura melongo.

"Mana bisa begitu. Aku kan pulang agar bisa tidur di rumah."ucap Maura lalu menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Berarti mas ikut kamu pulang."ucap Adam membuat Maura mendelik.

"Mas tetap di hotel, tapi nanti aku datang ke sini dan nemenin mas jalan-jalan."tawar Maura dengan alis terangkat seolah ia sangat menanti jawaban iya dari mulut pak Adam.

"Baiklah. Tapi ingat kalau kamu ingkar janji, mas akan langsung ke rumah kamu."ucap Adam dengan nada mengancam membuat Maura mengangguk antusias.

'Mau ke rumah? Ya nggak bisa lah, lagian mas Adam mana tahu rumah aku di mana.' Batin Maura senang.

"Berarti kita naik taksi ke hotel dulu."ucap Maura antusias lalu menarik lengan pak Adam menuju sebuah taksi.

"Ke hotel, pak!"ucap Maura cepat bahkan terkesan terburu-buru.

Setelah tiba di hotel terdekat, Maura langsung mendorong pak Adam turun dari taksi.

"Mas langsung istirahat ya."ucap maura, lalu__

Brakk

Maura menutup pintu dengan kencang bahkan sebelum pak Adam mengatakan sesuatu.

Setelah menurunkan koper penumpangnya, sopir taksi kembali melajukan mobilnya dan kali ini Maura memberitahu alamatnya.

'Nggak sabar ketemu tuyul-tuyul kecil ku.' batin Maura antusias.

Tiba di depan rumah, Maura segera turun dan tidak lupa dengan kopernya. Maura tersenyum melihat halaman rumah yang penuh dengan mainan, bola-bola kecil yang berserakan. Ditambah ada beberapa ayunan dan juga perosotan.

Jodohku Duda TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang