Batas Karsa

10 0 0
                                    

Seperti biasa, Lisa duduk sendiri di pagi hari bersama ikan peliharaannya. Pagi itu angin begitu lembut berhembus. Udara segar yang menyelimuti dunia membuat hati Lisa tenang. Hati kecil yang menahan rasa rindu terpendam, rindu pada seorang pria bernama Rama. Ya, mereka adalah dua muda-mudi yang saling mencintai sejak SMA. Akibat tuntutan mencari ilmu, mereka harus berpisah. Lisa melanjutkan studynya ke luar kota, dan Rama tetap kuliah di dalam daerah.

Masih dalam nuansa fajar di pagi hari. Lisa tetap duduk sambil memberi makan ikan kesayangannya. Di tangan kiri terdapat sebuah foto antara Lisa dan Rama. Foto yang menampilkan kemesraan mereka sewaktu SMA. Begitu indah untuk di kenang. Namun terlalu pahit untuk dilupakan. Ketika masa SMA dahulu, tepatnya kelas 12, Lisa jatuh cinta pada seorang pria manis dengan kulit sawo matang. Setelah mereka sering berada dalan kelompok yang sama, membuat kedekatan mereka semakin terjalin hingga berpacaran.

Tiba-tiba handphone Lisa berdering.

"hallo Lisa, hari ini free kan? Makan di luar yuk", ajak seorang lelaki dengan suara sedikit berat.

Lelaki tersebut adalah Yoga. Dia adalah teman Lisa satu jurusan di kampus.

"Maaf Yoga, hari ini aku mau mengerjakan tugas dengan Bella. Lain kali saja ya". Lisa langsung menutup telpon dari Yoga.

Dari awal semester, Yoga memang sudah mengejar cinta Lisa. Yoga sudah sempat menyatakan perasaannya kepada Lisa. Namun Lisa tidak bisa menjawab. Lisa masih berkomitmen kepada hubungannya dengan Rama. Tapi, di lubuk hati Lisa, terselip rindu yang teramat sangat pada Rama. Akhir-akhir ini Rama sangat sulit untuk dihubungi. Rama beralasan sibuk kuliah dan organisasi. Lisa yang memiliki sifat lemah lembut dan penurut, tidak ingin memperpanjang masalah.

Di sore hari, Lisa berangkat ke rumah Bella untuk kerja kelompok. Lokasi rumah Bella tidak terlalu jauh dari kost Lisa. Hanya berada di desa sebelah. 10 menit sampai dengan menggunakan motor.

"Permisi, Bella, aku masuk nih
masuk aja Lis, anggap aja rumah sendiri", sahut Bella.

Bella dan Lisa sudah bersahabat ketika masa ospek di kampus. Bella yang memiliki sifat periang, membuat Lisa nyaman berteman dan sering dijadikan teman curhat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Rama, masih lost contact?"

"Ya begitu lah Bel, masih sama saja. Dia sibuk dengan kegiatannya terus".

"Kamu masih percaya sama Rama, Lis? Salut aku sama dirimu".

"Ya begitu lah, Bel", gumam Lisa.

Lisa hanya diam ketika Bella menanyakan hal itu. Tidak ingin menjawab. Karena Lisa orang yang komitmen terhadap janji yang mereka buat dulu. Walau ada Yoga yang siap menggantikan posisi Rama, yang selalu ada ketika Lisa butuh. Untungnya Yoga juga siap menunggu kapan Lisa membuka hati untuknya.

***

Ke esokan harinya, Yoga mengajak Bella untuk bertemu di sebuah cafe tanpa sepengetahuan Lisa.

"Ada apa, kok tumben ngajak ketemuan?"

"Begini Bel, kamu kan tau aku sudah lama suka dengan Lisa, dan kamu sendiri teman baiknya Lisa. Disini aku mau minta bantuan kamu", ujar Yoga dengan raut muka serius.

"Bantuin apa nih", tanya Bella.

"Aku mau kamu bantuin aku agar Lisa melupakan Rama".

"Haha, gila kamu, Yoga. Tidak mungkin aku menghancurkan hubungan sahabat aku sendiri", ketus Bella.

"Please, Bella, bantuin aku kali ini aja. Kamu tau sendiri kan Rama sudah tidak perduli lagi terhadap Lisa. Kalau kamu bener-bener sahabat Lisa, kamu pasti tidak akan membiarkan dia sedih setiap hari menunggu yang tidak pasti. Bisa saja Rama pacarnya itu selingkuh disana".

Dinamika SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang