Apa Aku Tak Diampuni

52 9 4
                                    

Malam ini, langit masih mengguyur bumi dengan air mata berkah dari Sang Penggenggam Hidup. Kadangkala sang Angin berhasil masuk dengan lancangnya merengkuh raga kecilku.

Suara gemericik air yang tumpah dari langit sedikit berhasil mengantarkan sensasi ketenangan bagi jiwaku yang saat ini sedang digerogoti oleh kesedihan yang dalam. Namun, ketenangan itu rupanya tidak bertahan lama, ia pergi ketika telingaku mendengar suara berat nan dalam dari seorang pemuda yang tiba-tiba saja duduk di hadapanku. "Besok udah bulan Rajab dek, ingat hutang puasamu, apa kamu tidak malu berhutang pada Allah sampai berbulan-bulan?"

Aku hanya diam tak menjawab apapun, rasa sedihku semakin bertambah ketika mengingat satu lagi dosa besar yang kulakukan yaitu hutang puasa yang belum juga ku lunasi, padahal bulan suci akan segera datang. Aku menarik napas panjang, entah untuk keberapa kalinya. "Kak, aku sudah meminta maaf disetiap sholatku, aku sudah sholat tobat, aku juga sholat malam, ngaji. Tapi kenapa aku masih saja tidak bisa menahan diri dari maksiat? Aku tau itu dosa namun tetap saja masih kulakukan, aku sadar perbuatanku sangatlah hina dan tercela tapi terus saja kulakukan," ucapku dengan suara bergetar, akhirnya gumpalan kesedihan itu bisa kujabarkan. Rasa sesal setelah melakukan dosa semakin hari semakin menelan ketenanganku. "Apakah tobatku ditolak? Apakah aku tak diampuni? Apakah..." Tak bisa lagi ku lanjutkan kalimatku, karena air mata mulai mendesak ingin keluar, rasa sedih itu mengantarkan tangisku.

"Dek, jika seseorang sedang berjalan di jalan hijrah, maka si Pembisik akan menambah jumlah bala tentaranya pada orang tersebut, dia akan melakukan segala cara agar kita putus asa, dengan membisikkan rayuan kesengsaraan. Ucapan lancang yang kamu keluarkan ini adalah salah satu fitnah dari Si durhaka, dia menaruh kebencian khusus pada manusia yang ingin bertobat," jelas kakakku, yang berhasil membuatku mendongak ke arahnya.

Kulihat dia tersenyum kecil. "Menangis karena dosa itu tidak buruk, tetapi larut dalam kesedihan juga tidak baik. Apa kamu tau tentang Asmaul Husna?"

Aku menggeleng, ini jujur, aku hanya tau beberapa saja tentang sifat-sifat Rabbku.

"Tak kenal maka tak sayang. Jadi belajarlah mengenal Rabbmu, dengan mempelajari Sifat-SifatNya. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun Sa, AmpunanNya seluas langit dan bumi, bahkan melebihi itu. Jika hatimu dipenuhi pertanyaan lancang itu maka ingatlah ayat ini 'Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)."(QS. Az-Zumar: 53-54).

Tangisku mereda, jawaban manis dari kakakku layaknya penawar dari gumpalan kesedihan yang telah lama menaungiku. "Astagfirullah," kubisikkan kalimat itu sembari menunduk, aku yang hina ini telah lancang dan sudah berburuk sangka pada Rabbku.

"Ketahuilah selama ruh masih ada di dalam raga, Akal dan Nafsu akan selalu berebut menduduki dirimu, dan Si durhaka akan senantiasa menjejali kita dengan segala tipu dayanya agar nafsu yang menjadi pemenang, maka dari itu luruskan niatmu, dekati Rabbmu, perbaiki sholatmu, perbaiki ibadahmu, minta PadaNya agar kita selalu dilindungi. Allah itu Maha Baik, tetaplah berbaik sangka PadaNya."

Rasa hangat mulai merasuki hatiku. "Jangan pernah lelah untuk mengajari dan membimbing adikmu ini ya Kak."

"Insya Allah, kita belajar sama-sama, semoga Allah selalu mencurahkan RahmatNya pada kita semua, aamiin."

Senyumanku akhirnya berani keluar, setelah lama ia sembunyi karena rasa sesal dan malu.

***

La tahzan, wahai diri
Karena Ampunan Rabbmu melebihi luasnya langit dan bumi.

La tahzan, wahai diri
Karena Kasih Sayang Rabbmu melebihi besarnya langit dan bumi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Aku Tak Diampuni? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang