satu

3.9K 283 25
                                    

Juna tuh paling males lah kalo disuruh sosialisasi, anaknya emang bener-bener gak pernah ketemu banyak orang sekaligus, apalagi orang-orangnya dikumpulin di satu ruangan yang walaupun gede tapi lama-lama malah bikin sesak. Nah kalo udah gini siapa yang mau disalahin? Yah tentu saja emak dan bapaknya, yang dengan luar biasanya ngelempar dia ke sekolah negeri yang orang-orangnya dari segala jenis peradaban.

Ntar palingan kalo protes selalu berujung kata-kata, "Lah kamunya, dulu siapa yang lebih suka sekolah di rumah dari pada sekolah biasa? Padahal ayah juga kasihnya kan sekolah internasional." Gaya bet sekolah inter, dikasih keluar gerbang rumah aja mana pernah. Playing victim banget si bapak tua itu. Itu maksudnya bapaknya sendiri ya gais, biasa Juna emang suka kurang ajar.

Jadi sekarang Juna lagi disuruh kumpul di aula sekolah, katanya mau penyampaian sebelum MOS dimulai. Heran deh, masih aja ada MOS begajulan yang peserta-pesertanya dipeloncoin. Juna jadi takut kan, eehh bukan takut dipelonco, tapi takut tiga bodyguard yang menyamar jadi anak SMA kayak dirinya bertindak diluar tugas mereka.

Heh, maksudnya gimana dah?

Jadi gini, Juna kan anak presiden, ya tentu saja haruslah dijaga dan dirawat sepenuh hati, walaupun semua makhluk di muka bumi selain keluarganya dan beberapa aparat kepolisian tahunya anak presiden cuman satu, ya tetap aja kan Juna harus diperlengkapi dengan perlindungan. Salah satunya bodyguard. Arjuna kasihan sama mereka, harus pura-pura nyamar jadi bodyguard dan melakoni peran masing-masing yang udah dikasih sama komandan mereka.

Flashback ke seminggu yang lalu dulu yaaaa, biar asik bacanya. Kan gak guna tiba-tiba muncul si anu dan si inu tanpa latar belakang yang jelas, gahahaha.

Seminggu yang lalu..

Diruangan serba putih dengan LCD dan meja persegi panjang yang dikelilingi oleh beberapa orang berpakaian jas rapi dan elegan, khasnya badan inteligen banget deh.

"Jadi, apa tugas kalian?" Tanya om-om lumayan tua yang berdiri di podium, ini komandannya guys! Dia yang memimpin rapat kecil-kecilan tapi sangat penting ini dengan tiga anak buah yang dia tugaskan.

Salah satu dari anak buahnya membuka mulut dan mengangkat tangan kanannya, dari mukanya sih kayaknya paling banyak bacot, "Mana saya tahu, Ndan. Kan saya gak tahu."

"Oke, mantap." Dalam hati sang komandan memaki dengan semangat yang ria. Kesel banget dia sama anak buah sampahnya yang namanya Wayan ini. Mana paling muda lagi, buset dah. Dari pada emosi, mending komandan kembali ke esensi rapat ini, "Jadi, ya, sekarang, kita ini lagi rapat."

"Rapat apanich, ndan?" Yang namanya Akson nanya.

"Oke, sebelum saya ngomong tentang faedah rapat ini, saya mau umumkan siapa yang memimpin ya. Tuma?"

"Siap, Ndan!" Si Tuma menyaut.

"Kamu yang mimpin oke?"

"Siap, Ndan!"

"Ih lamanya, padahal rapat doang." Ini Juna nih, biang kerok dari kenapa mereka melaksanakan rapat di subuh bolong gini.

"Yaelah berisik lo bocah." Si Akson nyeleneh. Coba aja kalo bapaknya Juna ada disini, dijamin udah ditarik lisensi keanggotaan BIN-nya, wkwkwkwk. Juna cuman ngerespon pasang muka mau muntah.

"Sudah! Sekarang kita mulai. Jadi, bocah ini mau disekolahin sama bapaknya. Khusus karena bapaknya presiden, yang berarti keselamatan dan keamanan keluarganya harus kita-kita laksanakan dong ya? Makanya kalian bertiga bakal punya satu misi ini buat tiga tahun kedepan."

"Kita ngapain? Jagain dia? Lah, ketauan dong kalo ini bocah anak presiden? Kan dia gak mau orang tahu." Sanggah Akson, ternyata ini orang yang paling bacot melebihi Wayan.

UNDERCOVER - jk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang