Aku Tertipu Diriku Sendiri (Part 6)

12 1 0
                                    

🐠🐠

Impian seorang makmum ialah imam yang sholeh

🐠🐠

“Itu alasanmu menolak permintaannya?”

“Bukan.”

“Lalu kenapa kamu keberatan, Nov?”

“Aku masih muda, aku masih ingin menikmati masa mudaku.”

“Kalau dia lelaki yang sangat baik, pasti aku menerimanya tanpa alasan apa pun,” sambar Riska dengan lantang.

“Huufh ...” Aku heran dengan jawaban sahabatku ini,
mengapa bagiku tak memberi jalan keluar dan membuatku tak
nyaman.

Tumben.
Panjang lebar aku menumpahkan kekesalanku pada lelaki yang telah lama menemani hari-hariku dalam masalah cinta, ternyata pikiran Riska sama dengan lelaki yang kini aku benci karena terlalu egois memaksakan kehendaknya.

Aku berharap ada solusi konkret dan pembelaan dari seorang
sahabat.

Aku ingin dia layaknya dulu, mengerti sekali kepadaku setiap kali aku bercerita tentang permasalahan batinku.

Kini, ia hanya menambah kekesalanku. Ia malah menyuruhku menerima keinginan lelaki itu untuk menikahiku. Jujur, aku keberatan sekali dengan sarannya.

“Minggu depan kamu ada waktu?” tanyaku kepada Riska yang sedari tadi melirik-lirik jam tangannya.

“Ada apa, Nov? Sepertinya bisa.”

“Aku ingin kamu bertemu dengan pacar baruku ini, biar kamu bisa menilai sendiri betapa egoisnya dia. Dan kamu kan sahabatku, dari mantan-mantanku yang dulu tidak ada yang aku sembunyikan, pasti aku mengenalkan semuanya
kepadamu. Termasuk pacar baruku yang satu ini, ia harus
mengenal sahabatku dan sahabatku harus mengenalinya.”

“Boleh, boleh. Nanti aku coba luangkan waktunya, yah,

Manja di Kala Senja [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang