Part 1

6 2 0
                                    

Untuk mengisi waktu menunggu kelanjutan karya yang lain, kini XC persembahkan karya baru.

Seperti biasa, akan penuh adegan dewasa. ^_^

Happy reading !!

Shoukoku no Altair Ep.9 dengan banyak modifikasi


Setelah mendapatkan informasi tentang keberadaan Sultan Balaban dari adiknya, Mahmut segera pergi menuju Liman dengan harapan dapat merubah situasi dengan berbicara.

Keterkejutan memenuhi raut wajah Mahmut ketika melihat betapa banyak jumlah 'Yenicheri', pasukan elit yang telah bersumpah setia pada sultan. Namun, Mahmut sudah memantabkan hati untuk bertemu dengan sang sultan.

'Kesultanan Muzrak adalah sebuah monarki. Sebuah Negara yang bisa mengambil tindakan sesuai keinginan sultan. Jika aku menyinggung sang sultan, entah apa yang akan terjadi nanti.'

Sultan Balaban terlihat begitu gagah duduk di tahtanya, raut arogan menambah kesan betapa berkuasanya sang sultan. Surai merah dan tatapan mata tajamnya tak kalah dengan seekor harimau yang saat ini sedang menyamankan diri berdampingan dengan sang sultan.

Dengan langkah tegap, Mahmut memasuki tenda kebesaran sang sultan. Mahmut kemudian berlutut dan mencium ujung jubah sang sultan yang saat ini berdiri dihadapannya.

"Saya ingin berterimakasih karena telah memberikan waktu untuk pertemuan ini."

"Kau lumayan menarik, Mahmut Bey. Jika kau bukan prajurit Turkiye, aku ingin kau menjadi anggota Yenicheri-ku."

"Anda membuat saya tersanjung, Yang Mulia."

Setelah menerima penghormatan dari Mahmut, Sultan Balaban kembali duduk di tahta.

"Lalu, kau ingin bertanya padaku tentang Divan Birlik Turkiye itu?"

"Ya, federasi Birlik Turkiye dibuat untuk menghalau ancaman dari luar di saat-saat darurat, berpusat di Turkiye yang mengkoordinir negara lainnya. Kenapa anda menolaknya? Kerajaan Balt-Rhein pasti akan datang untuk menjajah kita. Tapi, tanpa Birlik Turkiye, akan sulit bagi Turkiye atau Muzrak untuk bertahan."

"Jika kau berpikiran begitu, maka Turkiye harus meminta kooperasi dari setiap Negara dengan rasa hormat yang benar. Dengan itu, maka Muzrak akan memikirkan kembali keputusannya. Muzrak adalah sebuah Negara, dan akulah sultannya. Tukiye Pashalu tak berhak memerintah kami."

Keangkuhan begitu terpancar di setiap ucapan dan sikap sang sultan. Mahmut mencerna maksud di balik perkataan sang sultan.

"Apa anda bermaksud memicu perang sipil?"

"Jika Muzrak dan Turkiye berperang, maka itu adalah konflik antar dua Negara yang berbeda. Bukan begitu, Mahmut Bey?"

Sultan Balaban berkata dengan dagu terangkat dan tatapan meremehkan.

"Tak usah khawatir. Itu tak akan jadi peperangan, tapi penaklukan. Adikku Beyazit menolak keputusanku, dan mengurung dirinya sendiri di kuil air. Aku tak bisa membiarkan pembangkangan seperti itu."

Sultan Balaban menatap dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan, sementara Mahmut hanya bisa menunduk dan mengernyit. Dia kemudian berdiri dan berjalan mendekati Mahmut. Mahmut mendongak.

"Aku juga ingin menanyakan sesuatu. Turkiye menurunkan pangkatmu meskipun kau telah berperan besar di Hisar. Apa tindakan yang mereka lakukan itu adil, Mahmut Bey?"

Sultan Balaban tersenyum tipis. Mahmut merapatkan bibirnya dan menatap tajam.

"Kalau aku, yang penting adalah hasilnya, bukan cara untuk mendapatkannya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRISONERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang