Rencana Pertemuan Pertama

17 5 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 04:15 pagi. Salju mulai berjatuhan dari langit. Terdengar dari luar beberapa ibu rumah tangga sedang membicarakan harga ikan di pasar hari ini. Hari ini cukup dingin untuk mencegah Naomi beranjak dari selimutnya yang hangat. Membuka mata saja rasanya sangat cukup berat. Dia masih bermalas-malasan di kasur nya yang nyaman. Terdengar suara langkah kaki seseorang di luar kamarnya.

"Naomi, bangun! Kau harus bergegas membantu ibu berbelanja ke pasar." kata ibu nya,

Mata nya masih tidak ingin membuka dan melihat siapa yang berada di depan pintu kamarnya. Dia hanya mengerang di kasurnya sembari berpindah posisi tidur.

"Naomi!,," suara ibunya kini makin dekat dengan disertai terbuka nya pintu luar kamar Naomi yang sudah terang benderang, membuat mata Naomi yang hendak melihat kini terpejam lagi untuk sesaat. Karena merasa di acuhkan ibunya menarik selimut hangat milik Naomi dengan cepat. Dan membuat bulu kuduk Naomi merinding kedinginan.

"Baiklah..baiklah bu," kata Naomi dengan suara kecil.

Naomi mengusap-usap kelopak matanya yang sangat mengantuk. Karena kemarin malam dia tertidur saat jam 01:30 malam. Dia sedang memikirkan sesuatu sambil menatap langit di balkon kamarnya hingga tak sadar jam sudah menunjukkan lebih dari tengah malam. Kini retina matanya sedang menyesuaikan cahaya di luar secara perlahan. Lalu dia beranjak untuk pergi ke kamar mandi. Sementara ibunya tengah membereskan ruang keluarga yang sempat sedikit berantakan. Ibunya bergumam berusaha mengatakan sesuatu yang tidak boleh di dengar Naomi.

'Naomi, jika kau begini terus bagaimana caranya ibu menunjukkan rahasia keluarga ini?'

----------------------------
.
.
.

"Arrghhhh! Midori!!" Ruka berteriak pada Midori yang menyetrum nya di ranjang.

Sementara Midori terlihat sangat menikmati Ruka yang tersetrum oleh alat agen mereka. Dengan kasar Ruka meraih alat penyetrum itu dengan tangan nya dan mematahkan alat itu dengan sekali pukulan. Lalu Ruka kembali berbaring di ranjang nya lagi.

"Hey,, itu alat penyetrum ku!," Midori menatap Ruka yang mengabaikan perkataan nya dengan wajah flat.

"Kau ini memang susah untuk dibangunkan dari dulu! Agen macam apa yang bermalas-malasan seperti ini? Bahkan kalau ada orang yang menganggap kau Agen pun dia tak ingin bertemu dengan Agen pemalas sepertimu..." Midori masih mengejek Ruka sambil menjulurkan lidahnya.

Ruka yang dingin memang acuh tak acuh pada teman se-Agen nya itu. Dia masih tetap berbaring dengan tangan kirinya menutupi matanya. Mendengar celotehan Midori memang sangat menjengkelkan sekaligus membuat Ruka malas untuk bertatapan langsung dengan nya. Tapi apa boleh buat team Agen mereka memang di wajibkan terdiri dari 3 orang. Tak boleh lebih atau kurang. Jika sampai itu terjadi bisa-bisa dia di hukum oleh Dr. Ikami, dia adalah seseorang yang menjadikan mereka Agen terpilih sekaligus memberi mereka peralatan masa depan yang canggih dan sangat berguna untuk misi mereka di seluruh penjuru dunia. Tapi mengapa Dr. Ikami memilih Midori?? Itulah yang ada pada pikiran Ruka sekarang.

Saat pintu kamar mandi terbuka, terlihat Ayumu yang baru saja berendam air hangat. Dengan tatapan sinisnya pada Ruka dia membangunkan Ruka yang malas dengan cara mengambil sebuah liontin tua. Midori menoleh ke arah Ayumu dan berkata,

"Hee? Bukan kah itu liontin kepemilikan Ruka?", tanya Midori.

Dengan cepat Ruka membuka matanya dan mengambil liontin itu dari tangan Ayumu.

"Sialan, mengapa kau bisa tahu di mana aku menyembunyikan nya? Tcih!", Ruka berdecak kesal. Karena liontin itu di berikan oleh ibunya saat dia masih kecil. Liontin berwarna hijau zamrud dengan di lapisi warna abu-abu membuat liontin itu tampak begitu indah jika di pantulkan pada cahaya matahari. Ruka segera menyimpan liontin itu di saku celananya dan bergegas mandi air panas.

"Mengapa liontin itu sangat begitu berharga? Padahal itu kan hanya liontin tua yang diberi ibunya.." Midori berpikir keras. Sementara Ayumu segera mengganti pakaian nya dengan pakaian para Agen.

Setelah semua selesai berganti baju dan bersiap Midori mengatakan sesuatu pada mereka ber-2.

"Kita sudah berjanjian dengan seorang anak dari pemilik perusahaan Agen UA dan dia sudah mempunyai keluarga sendiri yang terdiri dari suami dan 1 anak gadis nya. Dia mengajak kita bertemuan di cafe didekat pasar, tepatnya dikota Yokohama", Midori menjelaskan tujuan mereka pergi menggunakan kendaraan pribadi Agen milik mereka. Ruka dan Ayumu hanya menyimaki saja karena Midori memang ketua dari team Agen mereka.

Bersambung...
########

Maaf temen2 kemarin belum ada data kuota jadi hari Minggu blm update baru sekarang updatenya. Mohon maaf karena telat yaa..

Biasakan tekan bintang di bawah!

TBC....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUST METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang