Buku ini ditulis oleh ayah dan ibu untuk kami tunjukan pada anak-anak kami nanti, berapapun jumlahnya, siapapun namanya. Mungkin saat kami tulis ini, ibu sedang mengandung si anak sulung, yang rencananya jika dia laki-laki akan kami beri nama Aksara, dan jika ternyata si sulung adalah seorang bayi perempuan, maka akan kami beri nama Awan. Insya Allah, semua hanyalah rencana kami sebagai manusia yang tak punya kuasa akan terwujudnya suatu qodar, baik itu qodar yang akan terjadi pada diri kita, ataupun anak-anak kita. Nak, ide ini mendadak muncul di usia kehamilan 33 minggu, disaat ibu sedang tidak gemar membaca ataupun menulis sama sekali, karna rasanya tak ada semangat untuk melakukannya. Akan tetapi, ayahmu justru sebaliknya, saat ini ayah sedang di zona terproduktifnya dalam menulis ataupun membaca, dan ayah merayu ibu untuk kembali semangat menulis, sehingga tiba-tiba muncullah ide ini untuk menuliskan buku untuk kamu, dan juga saudara-saudaramu kelak.
Sebelum semua kisah ini ditulis, ada yang mau ayah dan ibu sampaikan pada kamu.
Selamat datang di dunia ini, wahai anak-anakku. Dunia itu fana, nak. Tugas kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini sejatinya hanya untuk ibadah kepada Allah, karna hidup di dunia ini sangatlah singkat, tugas kita bukannya untuk menguasai dunia, bukan. Hidup di dunia sangat sebentar, ketika ibumu tengah mengandung si sulung, ibu kehilangan dua orang yang ibu cintai, yaitu nenek ibu dari jalur engkong, dan juga ibu kehilangan kakek dari jalur ama. Iya nak, kamu kehilangan dua orang buyut kamu sebelum kamu sempat bertemu dengan mereka, karna jatah hidup mereka sudah habis ketika itu. Walaupun begitu, mereka sukses dalam menjalani tugas hidup di dunia ini sebagai hamba yang bertuhan. Tak apa nak, begitulah hidup di dunia, ada yang datang dan pergi silih berganti, manusia ganti hidup dan mati.
Nak, maafkan orang tuamu ini jikalau kami kurang sempurna, maafkan kami yang belum bisa jadi orang tua sempurna untukmu, yang tak bisa memberimu gunungan harta dan lautan berlian. Maafkan kami bukanlah sosok orang tua yang akan selalu kabulkan semua permintaanmu. Maafkan kami nak, yang kami berikan adalah yang terbaik dari yang kami punya, pendidikan, agama, kasih sayang ataupun pengertian. Kita memang tak pernah bisa memilih dari siapa, kapan dan bagaimanakah kita dilahirkan ke bumi ini. Ataupun sebaliknya, kita tak pernah bisa memilih siapakah yang akan kita lahirkan dari rahim ini. Terlepas dari itu semua, janganlah kamu menyesal telah lahir dalam keluarga sederhana ini, nak. Seburuk dan setidak sempurna apapun kami ini sebagai manusia, kami tetaplah berusaha menjadi orang tua terbaik dalam hidupmu, yang siap merawatmu sejak lahir hingga batasnya nanti, kami bersedia menjadi pendidik pertama dalam hidupmu, pendengar paling setia dalam segala kisahmu.
Nak, semakin dewasa usiamu, seiring pula dengan semakin menuanya usia kami. Jikalau nanti kami menjadi pelupa dengan tubuh yang semakin renta, tolong jangan marahi kami saat kami berbuat salah. Jangan acuhkan kami saat kalian jenuh dengan hadirnya kami,tolong ajak kami bicara nak, ajak kami bicara seperti dulu kami mendengarkan ocehanmu di masa balita.
Hari berganti hari, bayi kecilku semakin dewasa dan bahkan sudah memiliki pendamping hidupnya. Jangan lupakan kami nak. Selama apapun bumi berputar, kasih sayang orang tua pada anak-anaknya tetaplah akan sama, sampai kapanpun. Ayah dan ibu mencintai kalian ,nak. Semoga Allah paring kita bisa berjumpa lagi di firdaus- Nya.
Terima kasih kepada suamiku tercinta yang membangkitkan semangat untuk menulis lagi, aku cinta kamu. Terima kasih untuk pembaca yg telah menyempatkan waktunya untuk membaca ini semua, termasuk anak-anakku yang juga ikut membaca. Terima kasih yang paling besar aku haturkan kepada Allah atas semua nikmat yang telah Allah berikan padaku dan juga semua mahluk di bumi dan langit ini.
(m)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Aksara
RomanceSeorang ibu yang menulis untuk bisa menyampaikan pesan untuk anaknya di masa depan. Menulis tentang bagaimana rasanya menaiki roller coaster semasa mengandung buah cintanya. Rasa cinta yang tidak ingin ia lewatkan begitu saja selama hamil. Ia ingin...