PAYUNG HITAM MISTERIUS
“Bughhhh” suara kasur yang ditindih oleh badan ella,
Tanpa memikirkan apapun, ella yang hampir saja mati ketakutan, kini dia lebih memilih untuk melupakan semua yang terjadi, tanpa menyapa kakaknya Jasmine Rika alias Rika, ella segera ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
Ella adalah anak bungsu dari keluarga Jasmine, ibu Ella sudah meninggal, kini dirumahnya ia tinggal bersama ayah dan kakaknya. Berbeda dengan kakaknya yang terbuka dengan keluarga, ella lebih cenderung menyendiri, maka sudah pasti ella tidak akan banyak cakap tentang kejadian yang dialaminya malam itu.
Esoknya, ella kembali bekerja seperti biasa, dan pulang seperti biasa, tidak seperti kemarin malam, walaupun dia telah mendapati kejadian kemarin, ella tetap hanya berpikir ‘mungkin aku hanya kecapean sehingga halu’ dan keseharian ella berjalan dengan semestinya.
*Seminggu kemudian
Di hari saat ella sedang libur dari jadwal kerjanya, ella memutuskan untuk mengunjungi makam ibunya, karena memang sudah hampir 3 tahun ella tidak mengunjungi makam ibunya. Pagi hari itu ella hanya berdiam dirumah, tidak lain membaca berita, kesenangan ia yang memang juga rutinitasnya.‘wah makin sekarang beritanya kebanyakan tragedi’ kataku, yang sedang berada didalam kamar sederhanaku, aku putuskan hari liburku ini untuk mengunjungi makam ibuku yang sudah 10 tahun meninggalkan keluarga Jasmine, karena ayah dan kakakku tidak pernah memperdulikan hal itu, aku hanya ingin mengunjunginya sendirian, tidak apa, sekitar jam 14.00 nanti aku akan kesana.
Pukul 16.23? oh damn! Aku ketiduran, padahal aku mau berangkat ke makam tadi siang, aku harus segera bergegas, hari hampir gelap tapi masih ada waktu untuk mengunjungi makam ibuku. Pukul 16.30, aku segera berjalan keluar tanpa berpamitan karena aku agak malas jika ayah atau kakakku menanyakan aku mau pergi kemana.
Tapi tiba-tiba saja, aku baru saja membuka pintu dan beranjak pergi, hujan begitu derasnya turun seperkian detik, aku kembali ke kamar untuk mencari jas hujan untuk kupakai menuju makam ibuku. Sialnya, tidak juga kutemukan jas hujan itu, memang tidak pernah kupakai, mungkin kakakku yang memamaiknya, agak sedikit malas sih mau Tanya dia, tapi aku sangat perlu.
*knock, knock/ aku mengetuk kamar Rika
‘masuk ajasih la’ ujarnya
‘kak, kamu pakai jas hujanku gak?’ tanyaku sambil mencari dikamarnya
‘oh, barusan kan ayah pergi tuh’ kata Rika memberitahuku
‘yaampun, padahal aku mau pakai, emang ayah kemana ka? Tanyaku
‘ayah kayanya ke rumah teman bisnisnya, lagipula, kamu sendiri mau kemana la?’ udah sore gini’ jelas Rika, dan dia bertanya padaku dengan penasaran
‘ke rumah temen, udah ah aku mau keluar, temenku dah nunggu’ jawabku dan langsung meninggalkan kamar kakakku, aku beralasan karena semenjak 3 tahun terakhir aku juga memprivasikan hal ini dari keluargaku
*knock, knock/ terdengar ada yang mengetuk pintu, aku segera menuju pintu untuk membukanya. Tapi ketika aku buka, tidak ada siapapun, aku kira ayah ketinggalan sesuatu. Aku heran, tidak ada siapa-siapa tapi suara ketukannya sangat jelas.Astaga, aku kaget, ketika menoleh ke sebelah kiri hadapanku, aku terkejut melihat payung warna biru menggantung di sela gerbangku, payung siapa yang tersangkut? Sepertinya tidak ada yang lewat sekitar sini. Aku penasaran, aku ambil payung tersebut dan sekaligus aku mau gunakan.
Oh wait! Entah penglihatanku yang salah atau ada kejanggalan, aku melihat payung tadi berwarna biru, pas aku ambil dan kuperhatikan lagi payung itu Nampak hitam pekat, ah masa bodo, ‘clap!!’ ketika aku membuka payung itu, aku mendapati selembaran kertas agak basah terjatuh dari sisi dalam payung. Didalam kertas itu tertulis “BUKA PAYUNGMU ATAU TUTUP USIAMU!” ih ini apasih, ada orang iseng atau apa ya, sudahlah aku segera ke makam ibuku, waktu sudah menunjukkan pukul 16.45, mungkin jam 17.10 aku sampai ke makam.Setelah sampai di makam, aku hanya melakukan apa yang biasanya aku lakukan seperti tahun kemarin saat mengunjungi ibuku, tanpa membawa bunga atau air mawar, aku hanya berdoa semoga ibuku tenang disana, amiin. Selepas itu, aku bergegas pulang karena matahari sudah hampir terbenam, dan juga karena langit masih basah, sore ini semakin terasa sangat gelap, seperti malam sangat ingin menggantikan senja itu.
Di langkahku yang sedang menuju rute toko-toko, aku sontak kaget dan kembali ingat dengan kejadian seminggu lalu, di ujung jalan dekat sebuah pohon besar aku melihat wanita bergaun hitam itu lagi muncul berdiri dibawah pohon besar itu, dengan berat langkah aku segera berlari diantara hujan dan dingin percikan air dari langit kelabu. Masih agak jauh jarak kerumahku, aku sempat tengok-tengok ke belakang, dan sial, payungnya! Jangan-jangan ini payung hitam yang kemarin kubawa bersama wanita itu, aku takut akan hal kemarin, aku segera menguncupkan payung tersebut, tapi ‘srek,srek’ sepertinya penyanggah payung itu rusak karena tanganku yang terlalu gemetar dan merusak bagian payung itu sehingga tidak bisa ditutup, sampai kupaksanakan untuk menutupnya, tidak perduli hujan itu aku tanpa perlindungan dari payung tetap berlari sambil menghela napas.
Seketika seperti ada yang berbisik ‘buka payungnya, nanti celaka’ ah, apa itu di telingaku, suara wanita yang persis kudengar waktu itu. ‘BRAKKK!!!’
Ketika aku membuka mata, aku telah berbaring ditempat tidurku. Ada apa? Apakah aku pingsan? Tapi siapa yang membawaku kerumah.
*knock,knock/
Astaga, betapa kagetnya aku yang sedang melamun tiba-tiba ada suara ketukan pintu kamarku keras sekali, sambil berteriak ‘ellaaaa, bangun’.Pukul 11.13 A.M? tanggal 12 Januari? Inikan hari liburku yang tadi sudah aku lalui sampai sore dengan mengunjungi makam ibuku, sebenarnya apa yang terjadi?
‘ellaaaaa!!!, bangun’ teriak kakakku yang rupanya daritadi didepan pintu kamar
Aku segera beranjak dari tempat tidurku, dan membuka pintu kamar, dan kakakku bilang
‘ella, tadi ada ibu ibu kasih surat ke kamu, nih!’ ujar kakakku sambil memberikan surat tersebut.
Surat itu kelihatan kuno dan dan berlatar cokelat, seperti surat surat di era 90an. Aku lekas membacanya, ‘are you kidding me?’ ekspresiku yang terngaga melihat isi surat itu “KEMBALIKAN PAYUNG HITAM ITU, ATAU KEMBALIKAN RAGAMU” tertulis dengan jelas dengan tinta bolpoin yang sudah mengering. Dan dibagian belakang surat tertulis “payung itu didekatmu, akan selalu melindungimu, tapi jika waktunya tiba, ia adalah penentu takdirmu” yaampun, sebenarnya apa yang terjadi!
‘ella, sini deh!’ seru kakakku yang sedang berada di luar sambil menyirami tanaman
‘iya kak, kenapa’ tanyaku heran
‘ini, payung masih bagus, simpan sana, lumayan kan kalau hujan. Oh iya, tumben libur di kamar aja daripagi, emang ga ada rencana keluar?’ jelas kakakku sembari menanyakan hal tersebut.
Aku termenung, aku hanya berpikir ‘lantas, yang telah aku lewatin seharian itu apa? Apa itu mimpi, tapi kok nyata banget’.
‘heh la!’ tegur kakakku
‘eh iya ka!’ responku yang kaget
‘ini payungnya! Sana simpan’ seru kakakku sambil menyodorkan gagang payung yang dimaksud.
Tapi, apa-apaan ini! Itu jelas-jelas payung yang lagi-lagi aku genggam ketika bersama wanita gaun hitam itu, astaga, apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku, semuanya menjadi begitu rumit, aku seperti ingin membenturkan kepalaku! Dalam posisi berdiri lemas, dalam hatiku hanya berteriak “PERSETAN PAYUNG HITAM!” lantas, aku harus bagaimana?> bersambung.
Jasmine Umbrella, 2020.Karangan oleh Dede Sofyansyah
26 Feb 20. 9.00 P.M
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG HITAM MISTERIUS
Horrorcerita fiksi horror yang membuat anda merinding dalam 3 bagian, perhatikan dengan detail dan mencobalah menjadi peran utama dalam ceritaku. thx bantu like dan follow aku ya.