Dia

15 2 0
                                    

Alvian adalah seorang pria yang berkulit putih dengan postur badan ideal yang biasa di panggil Al.
Dia adalah salah satu peserta yang mengikuti pelatihan Osis di Hotel berbintang yang terletak di Banda Aceh.

" Huft seharian di dalam mobil ternyata melelahkan juga ya.! " ujar alvian sembari meregangkan badannya yang terasa sakit akibat seharian duduk di dalam mobil. "

Ya rasanya badanku sakit sekali, aduh pinggang ku pun terasa seperti ingin sekali berbaring di atas kasur setelah berjam jam di perjalanan tadi.! " sahut Munandar yang sedang mengangkat tas dari atas mobil. Munandar adalah seorang pria yang aku kenal tak lama ini aku bertemu dengan nya ketika akan berangkat menuju hotel untuk mengikuti pelatihan. Walau baru sesaat berkenalan Alvian merasa bahwa Munandar adalah seorang pria yang fun, humoris dan sedikit arogan. 

" Yasudah tak usah banyak cakap lagi mari lah kita daftar terlebih dahulu kepada resepsionis yang ada di delan itu.! "
" Cantik juga ternyata resepsionis nya ya, andai aku bisa memiliki nya. "
" Hahaha mimpi loe vi,  Muka pas pasan mau dapetin cewe se cantik resepsionis itu.? "
" Ya kan Kesuksesan itu berawal dari mimpi Dar. Jadi apa salah nya aku aku naksir kepada kaka ini, iya kan ka.! "  Ujar Alvian dengan senyum lebar di wajah nya. " Lah ade ini bisa aja.! " sahut resepsionis itu dengan senyum manisnya yang berbalut lipstik berwarna merah dan pakaian biru yang menjadikan nya begitu nampak mempesona sore itu. 
" Oiya ka saya dari Bireuen ingin mendaftar sebagai peserta pelatihan Osis disini. "
" Baiklah di tunggu sebentar ya de.!"
" Iya ka,  kaka cantik banget loh kalo lagi serius seperti itu.!"
" Ah ade ini bisa aja.? "
" Sungguh ka, coba kka liat kaca deh pasti betul ucapan saya. "
      
Senyum manis resepsionis itu seakan membuat ku lupa akan rasa lelah yang aku alami saat ini. "Tolong isi formulir pendaftaran nya dan tolong tunjukan surat dari dinas pendidikan beserta bukti pembayaran nya. " ujar resepsionis itu sambil menyodorkan sebuah pena dan secarik kertas formulir. "Ini kunci kamar kalian.". Seusai mengisi formulir tadi mereka berencana untuk menyimpan barang bawaan nya di kamar. Perjalanan yang cukup jauh mungkin membuat mereka lelah dan ingin beristirahat sejenak. Perlahan lahan menyusuri banyak nya anak tangga yang cukup tinggi seolah membuat munandar ingin pergi sejenak ke kamar mandi. " Al kamu duluan saja ke kamar nya aku ingin pergi ke kamar mandi sebentar.!" ujar munandar yang langsung memberikan koper nya dan lekas pergi menuju kamar mandi.  Ku langkah kan kakiku untuk menyusuri sudut demi sudut ruangan yang ada di dalam hotel ini.  Perasaan yang sedikit membuat ku cemas akan hal hal mistis yang ada di hotel ini seolah membuat alvian sedikit takut.  Ruangan yang begitu hampa dan hembusan hembusan angin sejuk yang tak secara langsung membuat tubuh alvian bergetar. Koridor yang terlihat agak gelap dan senyap itu terlihat sangat menakutkan. Tiba tiba terdengar suara seperti seseorang yang sedang tertawa lepas dan suara langkah kaki yang menuju ke arah alvian saat itu. Terdengar dari kamar no.126 seperti suara mengetuk ngetuk pintu dan seperti suara benda jatuh yang tak secara langsung membuat alvian kaget.  Karna penasaran akhirnya alvian memutuskan untuk melihat appa yang terjadi di kamar itu.  Perlahan lahan alvian melangkah kan kaki nya menuju jendela kamar no.126. Ruangan itu nampak gelap seakan tak ada yang menempatinya. Ruangan yang gelap gulita serta tak ada seorang pun didalam nya seolah membuat alvian semakin gemetar. Ditambah lagi dengan suara keran air yang menyala di kamar itu dan lampu kamar mandi yang terus menerus terus berkedip kedip seakan menambah tegang suasana sore itu. Alvian memalingkan wajah nya secara perlahan lahan dan mulai berjalan menjauh dari kamar no. 126. Dengan perasaan yang tengah di selimuti ketakutan alvian tak henti berdoa di sepanjang jalan. Tiba tiba terdengar seperti orang terjatuh yang kemudian membuat alvian ketakutan setengah mati. Alvian langsung berlari secepat nyaa menjauh dari lorong itu dengan perasaan yang kacau.  " Ya allah mengapa seperti ini, aku sungguh takut akan apa yang aku lihat dan aku dengar tadi ya allahh lindungi lah aku dari segala hal yang ada di hotel ini, aku sungguh takut kali ini aku binggung nth harua bagai mana lagi. " gumam alvian yang tengah terduduk di tangga untuk istirahat sejenak karna cape setelah berlari tadi.  Badan ku tiba tiba mulai merasakan hal yang aneh,  pundakku seolah ada yang memegang erat,  ya tuhan sungguh aku takut saat itu , genggaman itu semakin erat dan terdengar sayup sayup suara yang mendengung di telinga ku. " Alvian.! " badan alvian seketika mati rasa, tatapan matanya yang kosong serta keringat dingin yang semakin membasahi tubuh alvian dan jantung yang berdetak kencang seakan membuat nya semakin merasa takut.  "Alvian hey hey,  kamu kenapa.?". Ujar munandar yang tampak binggung dengan sikap alvian yang seketika aneh dan nampak begitu ketakutan. Alvian mencoba membuka mata secara perlahan alangkah terkejutnya dia setelah ia membuka matanya. Ternyata orang tepat di depan ku adalah munandar. "Huft aku fikir apa tadi, ternyata itu kamu dar.? "

one fine dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang