Tiba-tiba, Aku bertemu kamu

8 0 0
                                    

"Met pagi, Bray", sapa Ali dengan senyuman manis. Dia duduk di samping teman seperjuangannya sejak masa putih abu-abu sambil mengambil biskuit didepan laki-laki berkacamata itu.

"Iya, siang", balas Bryan dengan secangkir kopi hangat di tangan kanannya.

"Oh, hello. Plis deh Bray, lu berapa jam duduk disini hah ?".

Dan melihat jam tangan hitamnya,
"3 jam ? Oh bukan 2 jam ? Entahlah".

"Lu itu dah cukup umur buat tidak duduk sendirian lagi di cafe ini, Bray", dengan tatapan matanya tertuju pada suatu hal di luar sana.

"Tau kok", dia melihat kearah Ali dan matanya juga mengikuti arah kemana temannya itu memandang. Yang benar saja, dia melihat wanita berpayung merah di tepi jalan untuk menyeberang.

"Eh Bray, gue tinggal dulu ya", Ali berlari dan menghampiri wanita itu.

"Dia mulai lagi", ucap Bray dalam hati dan mulai mengalihkan pandangannya ke depan laptop.

Sesaat kemudian ...
"Bray, lu tau ga ?", tanya Ali sambil menutup laptop milik Bryan.

"Ga mau tau".

"Oh c'mon, serius dikit donk".

"Oke, tau apa ?", dia kembali membuka laptop dan tiba-tiba seorang wanita menghampiri mereka berdua.

"Permisi, Assalamualaikum", sapanya sambil membawa sepotong kue dan minuman dingin.

"Oh, hai, Waalaikumsalam", balas Ali dan menyenggol tangannya ke Bryan.
"Silahkan duduk, Bray jawab salam".

"Terimakasih", pakaian biru langit dengan tas selempang, wanita itu duduk berhadapan dengan Bryan.

"Lama yaaa kita tidak berjumpa", senyuman manis Ali muncul lagi.

"Iya, cukup lama", jawabnya dengan balasan senyuman cantik di wajah dengan make up naturalnya.

"Bray, plis deh. Kita ada tamu lhooo. Perhatian dikit napa sih", Ali kembali menutup laptop itu kedua kalinya.

"Oh helo, dia tamumu bukan tamuku".

Ketika dia mulai membuka laptopnya lagi,
"Assalamualaikum Bryan", suara lembut itu cukup untuk mengalihkan pandangannya.

Laki-laki yg selalu sibuk dengan urusannya, tiba-tiba dia diam dan tidak berkata apapun.

"Tidak dijawab ?", cahaya matahari bersinar terang tapi hangat menyilaukan pandangan Bryan di depan wanita berjilbab biru tua dengan border unik ditepi kerudungnya.

"Oh , waalaikumsalam", dan dia terdiam lagi.

"Akhirnya, aku bisa bertemu kamu".

"Kenapa tiba-tiba ?", bukan senyuman yg terpancar dari raut wajah Bryan melainkan kesedihan yang membuat Ali berhenti untuk bertanya tentang keadaan sahabatnya saat ini.

Aku Kenal KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang