"Aku...
Kembali lagi."
Bahkan orang bodohpun tau
Apa yg kamu katakan berarti untukku"Kereta pukul 7, jemput aku ya."
Alunan musik terdengar lembut dari headphone di sepasang telinga yang memerah terpapar udara dingin kota Seoul.
Musik yang indah. Tapi tidak dengan hatinya.
Memandang kosong rel kereta dengan manusia yang berlalu lalang tiada henti. Menghembuskan nafas, lalu meraih handphone di saku jaket tebal yang dikenakan untuk sekedar mengganti musik dengan irama menghentak, mencoba menghilangkan rasa hampa di dalam diri. Namun, rasanya tetap sama.
Jam menunjuk angka delapan, itu berarti sudah satu jam ia berdiri disana tanpa menghiraukan dinginnya udara malam itu.
Perlahan sang pemuda memejamkan kedua matanya. Berharap ketika membuka mata ia akan menemukan seseorang yang sangat ingin ditemuinya.
Berpuluh menit berlalu, ia masih bertahan. Dengan alunan musik yang masih setia menemaninya.
Satu langkah lagi
Suara telepon menginterupsi kegiatan pemuda tersebut. Dengan cepat ia angkat panggilan tersebut setelah melihat nama sang penelepon.
"Changbin, aku menemukannya."
Tanpa menjawab, pemuda tersebut berlari kencang meninggalkan tempatnya berdiri selama hampir 2 jam setelah mendapat informasi keberadaan pujaan hatinya.
Aku tidak akan pernah berhenti
Perlahan, pemuda tersebut membawa kedua kakinya mendekat. Mengusap wajah sang pujaan hati dari balik kaca pembatas.
Kamu tidak bisa berpaling
Ia bersumpah, ketika sosok manis itu membuka mata, ia akan mengucapkan seberapa besar rasa cintanya. Seberapa rindunya ia.
Sosok itu masih memejamkan mata indahnya. Pemuda itu tersenyum sendu. Perasaan rindunya semakin membuncah.
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Ucapnya lirih.
Tak lama, monitor menunjukkan garis lurus diiringi suara yang berbunyi nyaring. Ia masih disana, hanya diam mematung memandangi orang-orang berseragam putih yang sibuk dengan alat-alat, berusaha menyelamatkan pemuda manis yang terbaring lemah. Senyumnya memudar, tergantikan dengan tatapan kosong. Perlahan, buliran kristal berjatuhan melewati wajah tampannya.
Ini sudah terlambat
Kereta terakhir yang kembali ke padamu telah pergiIa... Tak bisa bertemu lagi dengannya. Ini sudah berakhir.
Changbin, pemuda itu. Terdiam menatap sendu ke arah guci yang berisikan abu kesayangannya. Disana, dilihatnya sebuah foto yang menampakkan wajah indah yang sangat ia rindukan. Wajah indah yang sedang tersenyum riang. Manis dan cantik di waktu yang sama. Sangat indah seperti terakhir kali ia lihat.
Lee Felix
15 September 2000 - 29 Februari 2020"Aku... Terlambat."
FIN
Akhirnya, aku nulis lagi setelah bertahun-tahun hiatus. Semoga nggak mengecewakan karna aku yang merasa kaku buat menyampaikan kata per kata.
By the way, ini adalah sebuah cerita yang reflek aku tulis setelah Chan's room yang kasih spoiler lagu Changbin. Berbekal penggalan lirik singkat terciptahlah cerita menyedihkan ini.
Mohon kritik dan saran. Terimakasih sudah membaca❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled, 2020 [ChangLix]
FanfictionJust a story inspired by Changbin's solo song