Pagi-pagi sekali kelas XI MIPA 3 sudah dibuat heboh dengan adanya tugas Fisika yang harus dikumpulkan hari ini juga.
"Ngapain?" tanya Arjuna heran. Galang dengan tergesa-gesa mencari pulpen dan sobekan kertas.
"Tugas Bu Anita bego, lo udah ngerjain apa?"
Arjuna hanya tersenyum meremehkan, niat mengerjakan juga tidak ada. Memang Arjuna sengaja membiarkan tugas Fisika itu.
"UDAH SELESAI BELUM? CEPETAN! MAU GUE KUMPULIN SEKARANG JUGA," instruksi Tamara dengan lantang.
"Kata Bu Anita, kalau belum lengkap jangan dikumpul Ra. Nunggu lengkap," ucap salah satu anggota kelas.
"Arjuna aja santai begitu, emang tuh orang ngga ngotak," kompor Galang.
Sudah tahu Tamara si ketua kelas XI MIPA 3 ini mudah tersulut malah dikompor. Arjuna yang kelewat santai hanya menaikan satu alasannya sebagai respon dari tatapan tajam Tamara.
"ARJUNA!"
"Apa ancaman lo kali ini?" sahut Arjuna.
"Gue mau ngumpulin itu tugas tanpa Arjuna. Jadi kalo yang mau dapet nilai yaudah kerjain," tegas Tamara.
"Lo kan putra donatur, kumpulin aja tugas nya ke bapak lo sendiri." Tamara langsung berlalu dari hadapan Arjuna begitu saja.
"Sialan," umpat Arjuna sambil mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Lo mau kerjain ngga, Ar?" tanya Galang sambil memegang pulpennya.
"Ogah," sahut Arjuna singkat dan kemudian mengeluarkan ponselnya untuk memainkan game yang ada di ponselnya itu.
**
Tamara berjalan keluar dari ruang guru setelah mengumpulkan tugas fisika seluruh murid di kelasnya, tentu saja kecuali Arjuna. Tamara sudah menganggap Arjuna tidak ada di kelasnya. Jadi, terserah cowok itu saja mau mengumpulkan atau tidak itu bukan tanggung jawabnya walaupun nanti pada akhirnya Tamara kena teguran lagi.
"Tamara tunggu dulu, di panggil bu Anita lagi," ucap salah seorang guru yang berpapasan dengan Tamara. Guru itu baru saja keluar dari ruang guru.
Tamara kembali masuk ke ruangan bu Anita.
"Ini kenapa kurang satu anak Tamara? saya kan bilangnya harus lengkap satu kelas mengumpulkannya," tutur bu Anita sambil sesekali mengecek lembaran kertas.
"Maaf bu satu anaknya itu juga tidak ada niatan untuk mengerjakan tugas ibu," sahut Tamara.
"Yasudah kalau begitu tolong bilang ke satu anak itu untuk membersihkan ruang guru," pesan bu Anita kepada Tamara.
***
Bukannya menjalankan hukumannya Arjuna kini malah asyik bermain basket dengan teman-temannya.
Tamara terpaksa duduk dikursi penonton karena paksaan teman-temannya yang ingin melihat katampanan geng Riderx itu.
"Nih ya Ra, kalo kata gue Galang tuh sebenernya cakep cuma tingkahnya aja yang kaya orgil. Coba kalo dia diem kaya Arjuna beuhh pasti gue kepincut," tutur Gisel pada Tamara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDERX
Teen FictionFollow akun penulis sebelum membaca. "Batu dengan batu jika diadu akan jadi api, tidak akan pernah berubah jadi air" -Riderx Kehidupan Tamara Gresia Hanjani yang semula damai tanpa masalah tiba-tiba saja di tunangkan dengan Arjuna Mahardika, ketua g...