01

103 8 0
                                    

•••









"Ada apa lagi ini?" Keluh seorang gadis yang kini tengah berada dibalik kemudi.

Gadis itu pun  turun dari mobil miliknya untuk mengecek bagian depan mesin mobil, melihat-lihat isi didalamnya tanpa menyentuh mereka sedikitpun karena yah meskipun ia menyentuh pun percuma juga, ia tak mengerti apapun tentang mobil.

Jika mobilnya rusak atau ada masalah biasanya akan langsung dibawa ke ahlinya, yaitu bengkel.

Nara_nama gadis itu_ menghela napas berat. Ia sungguh lelah hari ini dan ingin segera sampai di rumahnya, berguling-guling diatas kasur empuk miliknya yang sudah dirindukannya sejak siang tadi. Tapi kenapa Coco_nama mobilnya_ membuat masalah lagi disaat seperti ini?.

"Aish..
Nara mengacak-acak rambutnya yang memang sudah acak-acakan, lalu kembali kedalam mobil untuk mengambil tasnya dan handphone yang tergeletak di dashboard, menutup pintu mobil, menguncinya lalu mulai berjalan menjauhi Coco.

Mungkin besok dia akan menyuruh orang untuk membawa Coco ke bengkel.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Udara malam ini begitu dingin, dan sialnya Nara lupa membawa hoodie yang selalu ia taruh di kursi belakang.

Rumahnya memang hanya tinggal 500 m lagi jadi Nara memutuskan untuk berjalan saja.

Saat melewati area pepohonan dan semak2 di jalan yang lumayan sepi Nara mendengar suara tangis bayi. Bulu kuduk Nara mulai meremang.

"Astaga. Tenang Nara, tarik nafas buang. Mungkin itu hanya suara kucing". Nara mulai mensugesti diri sendiri,  sungguh ia sebenarnya tak percaya hantu, tapi jika mendengar suara seperti ini di tempat sepi ia juga akan merinding.

Namun suara tangis bayi itu malah saling bersahutan dan makin keras. Nara yang rasa penasarannya tingkat tinggi pun mencoba memberanikan diri berjalan kearah semak-semak bagian kanan di mana asal suara tangis bayi itu berasal.

Dan saat ia sudah menyingkap semak yang menghalangi jalan ia terkesip. Bagaimana tidak, disana terdapat 4 bayi yang diperkirakan berusia 3 bulan digeletakkan begitu saja diatas tumpukan daun-daun kering disebelahnya juga ada keranjang bayi yang lumayan besar.

Tiga bayi yang menangis tadi kini hanya menyisakan sesenggukan kecil ketika melihat Nara berjongkok didepan mereka, dan bayi satunya lagi tengah menyedot jari-jari mungilnya dengan mata bulat yang kini menatap Nara dengan polosnya.

"Hai sayang" Nara mengelus pipi tembem salah satu bayi.

Tanpa sadar ia telah meneteskan air mata. Nara lalu menggendong bayi yang ukurannya paling kecil diantara ketiganya. Menimang-nimang bayi yang kini sudah tak menangis lagi dan malah menatap wajah Nara yang kini memerah karena menangis sesenggukan.






Tbc~~


Entah kenapa bayangin punya anak Norenminhyuck itu kayaknya seru, ucul2 gitu. Aku dari dulu pengen banget punya anak atau ponakan kembar, tapi kayaknya Tuhan gk bakal ngasih deh. Soalnya dikeluargaku emang gk ada yg punya gen kembar.
Nyari suami yg keluarganya punya gen kembar?. Itu jelas susah bgt😪

Ya udah mending berhalu punya anak kembar, 4 sekaligus malahan 😁






Lanjut? Or no?
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya

Publish

10 April 2020

DefsoulArs99



BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang