Aku duduk di balkon pada malam bulan januari -- tiang balkon yang nampak seperti jeruji besi sedikit mengambil alih panorama yang sedang aku pandangi lekat-lekat. Aku tidak sendiri, ada Sunyi dan damai ikut menemaniku malam ini, aku bergumam sedikit pelan takut dianggap gila berbicara sendiri"Tuan januari aku merindukan mu"
Aku memejamkan mataku merasakan eksistensi angin malam ikut meresapi kerinduanku malam ini, tentu dingin sampai bulu kudukku berdiri semua lantas aku ingat lagi senyuman adam dengan susunan gigi yang apik dan rambut yang harum seperti buah persik. January malam ini kamu seperti musim semi dimalam penuh angin, kicauan jangkrik pun ikut saling bersautan bersorai pilu mengikuti keinginanku yang tak kira-kira.
Apa mereka setuju? Sedih? Atau ikut merindu? Aku tak tau yang aku tau aku rindu suara berat itu, tatap indah yang selalu membuatku salah tingkah. usia sewindu lebih sedikit kala itu, naif ku terlampau besar sedang bibir mu kelewat bisu. Aku ingin melihat tatap itu lagi, meski tak lagi sama atau kau mungkin telah melupakan semua. sebelum januari usai dan memoriku akan mereda sampai perlahan sirna.
Menelisik kilas balik, rasanya tak bergeming sementara waktu terus bergerak maju. - shena allana
---
Kau tau? Beberapa musim telah berganti, raga ku rasa nya sedikit lagi akan melebur. Atau mungkin hati ku nanti yang akan hancur.
"Dia teduh seperti mendung pada bulan january, hangat seperti lilin putih yang membuatku terjaga dalam gelap, Matanya bekerling indah seperti kejora diatas kanvas hitam malam, dia mahakarya yang dibuat penuh suka cita"
Aku adalah duka yang nyata, tak kentara seperti ruang hampa - Radif millendra january
*****
This might will use kata2 yang formal dan sedikit halus yaIni aama cerita satu lagi yg judul nya arjuna bakal beda dr cerita yg sebelum2 nyaa hehe
Aku bakal ttp keep up buat update tepat waktuuu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
January | Hendery
Fanfiction"Dia masih mengingat cinta pertama nya" - Mark Ingat lagi, dibawah uraian kapas bumi yang tebentang kelabu dahulu ; rasanya manis pun mengiris, dua insan kelewat bisu bekas nya membiru tak berujung. -