Usia kandungannya kini sudah mencapai trisemester ketiga.Dalam waktu dekat ia akan segera melahirkan. Dan berdasarkan buku yang ia baca ia memang akan mengalami gejala kontraksi seperti ini.
Tepatnya sejak sore biasanya sakit yang datang hanya sejenak dan berjalan tidak lebih dari satu sampai dua menit.
Namun kali ini sakitnya berselang empat jam sekali dengan rasa sakit 3 sampai 5 menit.
Kimi memutuskan untuk menunda membersihkan cuciannya dan melakukan pekerjaan lain yang lebih mudah dilakukan.
Kimi memang memilih untuk melalui kehamilan ini sendiri tanpa memberi tahu siapapun termasuk ayah dari bayinya tersebut.
Sebelumnya ia berniat menyewa seorang Midwife untuk membantunya saat melahirkan nanti. Mengingat dirinya hanya seorang diri tanpa pendamping siapapun. Dan pasti sangat membutuhkan Seseorang untuk menangkap Bayinya kelak.
Namun keputusannya itu berubah saat usia kandungannya memasuki bulan ke empat tepat satu bulan setelah ia mengetahui kehamilannya. Tepat pula saat ia menyerahkan Skripsinya yang sudah rampung kepada Dosen pembimbing.
Kimi curiga pada kondisi tubuhnya yang mudah lelah, sering mual, menginginkan makanan khusus seperi seorang yang sedang mengidam, membenci bebauan yang dianggap wangi oleh orang normal dan lebih sering buang air kecil Menurutnya gejala tersebut mirip dengan wanita hamil seperti yang terjadi pada Bibinya.
Terlebih saat mengingat malam panas yang ia lalui bersama Seseorang yang sangat di benci dan cintainya di saat yang sama.
Malam dimana saat harusnya ia pulang setelah bimbingan namun ia justru harus terjebak hujan badai di salah satu halte bus. Harusnya ia tak ikut dengan lelaki itu. Lelaki idamannya lelaki dengan kacamata kotak yang sangat pas pada wajah tampannya. Lelaki yang ia idamkan sejak kedatangannya Sial saat ini Kimi malah tersenyum karena tak sengaja mengingatnya.
Tubuh kimi pun mulai berubah seiring bertambahnya usia kehamilannya. Bukan hanya perutnya semakin menonjol disaat tubuhnya yang bagai teriplek itu mengembang bahkan dadanya yang terbilang Rata untuk Wanita seusianya kini justru berubah menjadi lebih montok. Hampir menyerupai payudara San teman sekelasnya yang bisa dibilang mempunyai tubuh yang banyak Wanita idam-idamkan Body Goals.
Memasuki bulan kelimanya Kimi menyadari ia semakin sensitif, sifatnya sangat tidak mencerminkan seorang Kimi yang ceria sedikit di sentuh saja ia bisa berubah menjadi singa apalagi jika tidak sengaja melihat apa yang tidak ingin ia lihat.
"Ada apa?" San melihat mimik wajah Kimi yang semula tersenyum menjadi jengkel.
"Tidak" akhirnya San dan Kimi berlalu berpapasan dengan Dosen pembimbing yang berjalan berlainan arah Kimi tersenyum tipis sangat tipis wajahnya berubah menjadi memerah sementara San sudah berlalu.
Saat usia kandungannya menginjak usia enam bulan kondisi tubuhnya semakin sulit disembunyikan. Almat yang selalu ia gunakan semakin sulit menutupi tonjolan diperut dan dadanya juga pipinya yang semakin membulat. Kimi juga tidak mungkin terlalu banyak bekerja dalam kondisinya ini.
Masalah lainnya adalah hormon di tubuh Kimi yang membuatnya mudah horny, salah-salah pegang area sensitifnya ia akan merasa gatal dan mengerang kegerahan yang terjadi ia harus puas dengan permainannya sendiri.
Kimi sebenarnya ingin mengatakan kondisinya kepada lelaki itu. Namun kimi takut akan mengalami penolakan. Apalagi saat malam itu terjadi mereka sama-sama dalam kondisi mabuk akibat minuman Cola yang ternyata sudah di campur obat perangsang oleh sekelompok sahabat dari lelaki itu. dan Kimi yang bangun terlebih dahulu terlalu syok hingga akhirnya memutuskan pergi dari tempat itu tanpa membangunkan Teman One Night Standnya. Namun hingga kini lelaki nya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mengingat kejadian malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Storiesseries:*
RandomJangan dulu tanya kapan update yah Si hobi membaca yang mencoba untuk Menulisnya lagi istirahat