Part 3

323 27 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

" Jadi?..." tanya aldi yang benar-benar sudah penasaran denger cerita arka, begitupun rivan yang sudah siap dengan posisi nyamannya dengan menopang dagu menggunakan tangan kanannya. Menghela nafas pelan arka akhirnya menyerah " Gw udah nikah" jawab arka dengan suara datarnya terkesan santai. Arka melirik kedua temannya yang terpaku melongo ditempatnya.

" Hah gimana?!! Anjirr!! Lo!! Lo kapan kawinnya!!!!" pekik rivan setelah sadar dari kekagetannya. Disusul geplakan dikepalanya oleh aldi " Heh kutil badak, nikah bego!! Nikah!! bukan kawin!! Rivan hanya nyengir kemudian kembali menatap arka. " Gw udah nikah kemarin, dan acaranya privat keluarga dekat aja yang hadir" jelas arka kemudian. " kok lo gk ngundang si ??" tanya aldi kemudian dianggukan juga oleh rivan. " Acaranya itu privat, bener-bener cuman keluarga aja yang hadir. Dan gw dan keluarga juga udah mutusin buat merahasiakan ini dari pihak sekolah. Sampe pada saat nanti gw lulus sekolah" jelas arka kembali. "Terus istri lo masih sekolah juga?" tanya rivan dibalas arka dengan anggukan mengiyakan. " Satu sekolah juga" timpal arka. " Eh, jadi penasaran. Siapa ka ? Anak ipa atau ips?" tanya aldi dengan raut wajah penasarannya. " Dia kelas tiga sama kayak kita, bedanya dia kelas 3 ipa 4" jawab arka. "Siapa si ka ? " tanya rivan, lama-lama gemes juga arka ditanya cuman ngasih clue doang. Tinggal nyebut nama doang susah amat dah. Arka hanya diam tak berniat lagi untuk menjawab. Kemudian berdiri dan berlalu keluar kantin menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.

"Del lo jadikan ikut ke mall bareng anak-anak yang lain. Nisa sama dina udah nungguin tuh dimobil" tanya sarah. Yah saat ini mereka sedang berada dikoridor sekolah menuju ke parkiran. Adel sendiri semenjak sudah menikah dia memang jarang lagi keluar rumah hanya untuk hang out bareng teman-temannya, atau sekedar me time untuk dirinya sendiri, dia terlalu sibuk dengan urusan rumah sampai tak ada waktu untuk hang out lagi. Tapi karena berhubung arka lagi bimbel, jadi menurut adel boleh lah ya dia jalan bareng temannya. "Iya jadi kok" balas adel kemudian mereka berdua berlalu menuju parkiran.

Adel sekarang ini sedang berada dimall ternama kota bandung. Setelah menghabiskan waktu dua jam nonton dan keliling mall untuk belanja akhirnya mereka berakhir dicafe karena setelah nonton mereka semua kelaparan. "Girls itu bukannya arka ya sama risti? Ih anjir mereka jalan berdua". Seru nisa yang berada disamping dina. Adel dan sarah yang kebetulan duduknya berhadapan dengan nisa reflek menengok kebelakang. Adel hanya diam memperhatikan arka dan risti yang saat itu sedang memasuki salah satu beauty store dimall tersebut. Bagus banget ya, katanya mau bimbel taunya lagi jalan dimall, grutu adel dalam hati.

"Ka menurut lo warna lipcream ini bagus gk?" tanya risti pada arka. Ya saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu beauty store dimall ternama bandung. Jadi ketika mereka selesai bimbel risti minta tolong ke arka buat ditemenin ke mall, arka yang saat itu memang lagi ada yang mau dibeli juga akhirnya menyetujui untuk ikut ke mall. Sekalian ajakan, fikir arka.

"Hmm iya" kata arka. Arka hanya melirik sebentar lalu mengalihkan perhatiannya. Risti yang mendengar respon arka yang cenderung ke datar itu cemberut. Susah banget sih narik perhatiannya. "ka tapikan ini merah ? Masih cocok emang kalau gw yang pake?" tanya risti kembali. Masih mencoba peruntungannya kali ini. Tapi sayang arka tetap arka, arka hanya menanggapinya datar. "Terserah sih, kalau soal kaya gituan gw gk ngerti. Gw nunggu diluar" setelahnya arka pergi. Lebih memilih menunggu risti diluar. Risti yang ditinggal begitu saja, akhirnya kesal dengan menghentakkan kakinya kelantai dia pergi ke kasir. Arka sendiri sambil menunggu risti dia mengedarkan pandangannya untuk mengurangi rasa bosan sampai pada satu titik matanya menangkap satu objek yang cukup menarik perhatiannya. Adel, ya itu adel istrinya. matanya gk mungkin rabun buat ngenalin postur tubuh istrinya sendiri walau dilihat dari belakang. Yang duduk membelakinya itu benar adel, dugaannya makin kuat saat dilihatnya sarah juga berada disana. Arka menajamkan penglihatannya ketika dia melihat adel dan temannya beranjak keluar dari cafe. Saat itu juga arka merogoh ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.

Adelia dan Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang