Evan memandang keluar jendela saat Byungchan mulai melajukan mobilnya. Ia melihat Yohan yang sudah berbelok di ujung gang. "Kau membuatku berhutang lagi, Kim Yohan."
.
.
.Yohan tersenyum kecil. Bahagia sedang menghampirinya. Ia menyadari jas siapa yang menjadi bantalannya tadi saat tanpa sengaja tertidur di mobil Evan. Ternyata Evan masih baik hati.
"Kau juga tidur dengan tenang ya aegi, jadi tidak main-main di dalam perut eomma?" Yohan memandang ke arah perutnya yang terasa tenang di dalam.
"Haaah... Eomma merindukan appamu. Dia sedang apa ya di 'sana'?"
.
.
."Rancangan Anda sudah diterima pihak organisasi Sejin-nim. Mereka sangat menyukainya."
"Menyukainya? Itu harus. Lee Sejin tidak pernah merancang karya sampah."
"Ya, Anda benar. Sekarang kita tinggal mencari model untuk memakai rancangan Anda."
"Ambil saja satu dari agensi langganan kita."
"Tapi Sejin-nim, organisasi ingin modelnya adalah seseorang yang benar-benar sedang hamil karena ini untuk kepentingan kampanye."
"Seorang model pria hamil...? Tidak mudah mencarinya kan. Aish, kenapa mereka begitu merepotkan."
"Saya akan berusaha mencari modelnya, pasti kita akan mendapatkan seseorang-"
"Tunggu."
"Ya, Sejin-nim?"
"Aku tahu seseorang. Kurasa akan menarik kalau bisa mengajaknya bekerja sama."
.
.
.Evan mengangkat wajah dari tablet yang sedang diperhatikannya sejak tadi. "Ada apa?" Tanyanya menyadari mobilnya tak kunjung bergerak.
"Macet. Kurasa ada kecelakaan di depan."
"Ck. Kau tak bisa putar balik?"
Byungchan ingin mengumpat mendengar pertanyaan bodoh Evan. "Tidak bisalah! Sabar sedikit. Sepertinya mobil di depan mulai bergerak."
Evan menghenyakkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ya, mau bagaimana lagi. Lagipula ia bosnya. Terlambat meeting tak akan membuatnya dipecat.
Sekitar seperempat jam kemudian, mobil yang ditumpangi Evan dan Byungchan mulai mendekat ke sumber kecelakaan yang di maksud. Benar saja, ada sebuah bus yang menabrak pohon di pinggir jalan. Petugas polisi sibuk mengatur lalu lintas agar tidak terlalu macet.
Rasa ingin tahu alaminya membuat para pengendara menoleh untuk melihat sumber kecelakaan dan memperlambat laju kendaraannya. Itulah yang menyebabkan kemacetan dan itu jugalah yang dilakukan oleh Byungchan dan Evan.
"Kuharap semua penumpangnya baik-baik saja."
"Hm."
"Ya! Tunjukkan rasa simpatimu sedikit!"
"Aku tak mengenal mereka."
"Cih, kalau suatu saat kau kecelakaan dan tak ada yang menolongmu baru tahu rasa!"
"Hei! Kau menyumpahiku kecelakaan?!"
Di tengah perdebatannya dengan Evan, mata Byungchan menangkap sesuatu. Lebih tepatnya seseorang.
"Bukankah itu Kim Yohan?"
Mendengar nama itu, Evan sontak menengok ke arah yang dimaksud Byungchan.
"Hentikan mobilnya!"
"Aku tak mengenal mereka." Byungchan mengulang kalimat Evan sebelumnya dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL YOU [YounHan/Seungyoun-Yohan]
FanfictionYohan punya kabar bahagia bagi rumah tangganya dan Seungyoun, tapi di hari itu juga ia harus menghadapi kenyataan bahwa Sengyoun telah meninggalkannya untuk selamanya. Dunianya seketika hancur. Bagaimana bila di saat ia mencoba bangkit dan melanjutk...