Hujan yang turun malam itu masih cukup deras, ibu Kuroko hampir selesai menyiapkan hidangan di atas meja makan setelah semuanya siap ibu segera memanggil Kise dan Tetsuya untuk makan bersama, kebetulan sang ayah dan adiknya juga sudah siap duduk disana.
Ibu langsung menuju kamar Tetsuya lalu masuk begitu saja.
" Tetsuya, nak Kise makan malam sudah siap ayo makan bersama "
...
" Lho.. kalian masih berdiri saja, ayo kita ke meja makan! "
" Baik bu! "
" Iya tante, terima kasih dan maaf sudah banyak merepotkan "
" tidak masalah, mari.. "
....
Mereka pun pergi menuju ruang makan. Walaupun jadi agak canggung, keduanya tetap berinteraksi seperti biasa. Mengingat kejadian sebelumnya sebenarnya mereka berdua masih merasa sedikit malu, tapi ya sudahlah itu hanya angin yang berlalu.
Di ruang makan, keluarga Kuroko terlihat begitu antusias untuk bercakap-cakap dengan Kise. Kuroko juga tersenyum ketika melihat keluarga terutama ayahnya yang terlihat akur dengan Kise.
Hari semakin larut, hujan pun tak kunjung berhenti. Ibu menyarankan agar Kise menginap saja karena rasanya tak aman jika berkendara dengan cuaca seperti sekarang ini.
Kise sebenarnya setuju saja namun ia perlu melirik Kuroko terlebih dahulu untuk memastikan apakah ia keberatan atau tidak?
Aku tak ingin memaksanya.
Kise melirik Kuroko dengan wajah meminta persetujuan. Tentu saja Kuroko menyadari hal apa yang sedang dipikirkan Kise saat ini, karena itu ia mengundang kembali dan mengajaknya untuk menginap hari ini.
" Kise-kun, aku tidak keberatan sama sekali. Hujan semakin deras sebaiknya kamu menginap saja malam ini "
" Baiklah! aku akan menginap malam ini, maaf sudah banyak merepotkan "
" Jangan sungkan begitu nak Kise, kamu juga sudah repot-repot mau mengantar Tetsuya pulang tadi kan! "
" Tidak masalah, aku senang bisa membantu Tetsuya-cchi "
....
( Tetsuya-cchi? sejak kapan dia memanggilku seperti itu )
Mereka berdua kembali ke kamar setelah menyelesaikan makan malamnya. Tidak ada yang istimewa untuk dibicarakan mereka hanya membahas hal-hal biasa mengenai kampus dan pelajaran, namun beberapa kali mereka juga membahas tentang basket tentang bagaimana dulu mereka saling bersaing satu sama lain, Kuroko terlihat bersemangat dengan tawa kecilnya membuat Kise merasa damai.
( sudah lama tidak melihatnya tersenyum seperti ini bergurau bersama layaknya dulu di Teikou membuatku merasa sedikit lega, kau terlihat begitu indah dengan senyum di wajahmu )
" Kise-kun? hey.. kenapa malah bengong sih "
" Ahh... bukan apa-apa kok, aku hanya teringat saja.. kamu tersenyum seperti itu mengingatkanku tentang dulu saat kita masih bersama di Teikou "
" Ohh... maaf! apa itu mengganggumu ? "
" Tentu saja tidak, aku malahan senang kok... kamu terlihat bagai malaikat dengan senyum di wajahmu "
" Berhenti menggodaku, kau membuatku kesal "
" Aku tidak sedang menggodamu, itu kenyataannya. Apa aku harus berbohong? "
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days to Confess My Love
Fanfiction黒子のバスケ Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi Kisah tentang perjuangan Kise untuk menyatakan perasaannya pada Kuroko, namun bisakah ia mengungkapkan isi hatinya sementara ia selalu membayangkan apakah Kuroko akan membencinya setelah itu ? Warning !!! There...