Pagi-pagi sekali, aku sudah ada di stasiun kereta. Padahal hari itu sabtu, jadwal perkuliahanku kosong. Disela weekend yang harusnya kupergunakan untuk istirahat tetapi aku harus pergi demi menyemangatimu. Ya, sejak malam aku memantapkan diri untuk menyaksikan pertandingan basketmu.
Hal itu benar-benar tidak mudah. Bisa dibilang aku nekat. Berbekal ongkos pas-pasan dan saldo KMT yang hampir mencapai limitnya, sampailah aku di stasiun kebayoran.
Waktu itu sudah pukul 11.30 pagi. Aku gelisah sendiri, mengingat pertandingan yang katanya akan dimulai pukul 12.15 siang itu. Tetapi aku masih terjebak dalam kemacetan ibukota.
Aku datang bersama kedua sahabat baikku. Kalau kamu tau, sebenarnya akulah yang meminta salah satu sahabatku untuk menanyakan jadwal pertandinganmu itu.
Kami bertanya pada satpam posisi tepatnya pertandinganmu itu. Aku ingat waktu itu dia bilang di unit 8.
Hatiku bergemuruh saat berjalan menuju sana. Bahkan sudah menyiapkan ancang-ancang ingin duduk di tribun teratas mengenakan masker dan menutup kepalaku dengan tudung hodieku. Namun setibanya disana...zonk. Boro-boro bisa bersembunyi! Venue indoor itu sangat berbanding terbalik dari yang aku bayangkan. Tempatnya kecil dan bahkan tak ada satupun celah untuk bersembunyi. Aku pun pasrah. Masa bodo dengan kamu yang mungkin saja melihat keberadaanku. Mungkin ini memang jalannya.
Karena cuaca yang panas, kami bertiga memutuskan untuk membeli minuman di vending machine yang tersedia. Sewaktu kedua sahabatku sibuk bertanya-tanya cara menggunakan mesin minuman itu, aku melihatmu. Aku melihatmu memakai kaos merah dengan celana basketmu itu yang berjalan membelakangi kami. Dalam diam aku tersenyum. Hatiku menghangat kala melihatmu saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terlewatkan
Romance... Aku terkikik geli sendiri. Senang mengetahui fakta bahwa kamu menyadari keberadaanku dan hampir melupakan kesedihanku yang kemarin tetapi aku baru saja tersadar, segitu tidak tahunya kah kamu dengan namaku?! Sial, kamu benar-benar keterlaluan...