P R O L O G

43 3 8
                                    

           Sudah 2 jam gadis ini duduk termenung bosan di lantai, depan rumahnya. Hanya melihat kegiatan Ayahnya yang sedari tadi mondar-mandir membawa barang-barang untuk keperluan rumah. Sangat membosankan.

Hanya diperbolehkan duduk saja, ia juga ingin membantu. Karena bosan dan jengah,  akhirnya ia memutuskan untuk mendekati Ayahnya yang sedang mengambil barang di mobil.

"Ayah, Sev bosan. Sev mau bantu ayah." Ujarnya sembari menggoyangkan lengan Ghani.

"Sev lebih baik masuk aja ke dalam, bantu Mama yang lagi tata-tata barang. Ini berat sayang..." tanpa menoleh sedikitpun Ghani tetap fokus untuk mencari barang, entah apa yang dicari.

Sev mendengus kesal, Ayahnya selalu saja tidak memperbolehkan sesuatu yang akan membuatnya lelah. Ia hanya ingin membantu, itu saja. Terlalu berlebihan bukan, toh yang dibawa juga tidak berat. Pakaian-pakaian saja.

Saat tengah menggerutu kesal dalam batin, matanya tiba-tiba terhenti pada sosok cowok yang sedang bermain basket.
Matanya tiba-tiba berbinar. Dari dulu, Sev igin sekali bisa bermain basket. Hanya saja lagi-lagi Ghani tidak memperbolehkan putrinya untuk lelah.

Saat Ghani masuk kedalam rumah, Sev melangkahkan kakinya untuk ke rumah yang ada diseberang. Pas sekali didepan rumahnya.
Kebetulan, gerbangnya tidak terkunci. Sev bisa dengan mudah masuk. Memang hari ini adalah hari yang sial dan mujur bagi Sev.

"Hai!!"

Karena kaget dengan sapaan Sev, tanpa sengaja ia melempar bolanya ke kepala sev.

"Aduh!" Sev memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia menatap kesal cowok yang ada dihadapannya tanpa takut.

"Kok kamu lempar bolanya ke Sev?! Sakit ini pala Sev! Kalau pala Sev bocor gimana ?! Mau kamu tang--"

Tidak terima disalahkan, cowok itu menghampiri Sev dengan wajah masam. "Harusnya lo mikir, masuk-masuk rumah orang tanpa seijin pemiliknya. Mau maling lu ya?!"

"Kan gerbangnya ga dikunci, jadi Sev masuk aja. Sev itu mau main basket tauk! Makanya Sev masuk." Jelas Sev dengan nada yang sedikit diturunkan, ada rasa takut dalam benaknya. Apalagi ia tetangga baru, baru saja ia sampai disini dan waktunya menata barang-barang.

"Lah terus apa urusan gue? Belajar aja sono ndiri dirumah lo, ngapain kesini. Mending lu balik sebelum gue tendang lu ke plantet mars!"

Cowok itu mengambil bola basketnya yang jatuh dekat kaki Sev, Sev yang diusir berfikir. Kalau dia diusir dari sini, ia tidak akan bisa belajar bermain basket.
Dengan cepat Sev mengambil bolanya, lalu menyembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Balikin"

"Ga mau"

"Balikin!"

"Ga mau!"

"Ya terus mau lo apa bocah?!" Jengah karena berdebat dengan manusia aneh sepertinya.

"Ajarin Sev main basket. Itu aja." Ucap Sev dengan cepat, tanpa takut.

"Ogah!!" Tidak memperdulikan hujatan yang diberikan Sev, ia melenggang pergi. Malas menanggapi cewek aneh bin ngerepotin sepertinya.

Ia membuka pintu rumah, lalu menutupnya dengan kasar. Sampai menimbulkan suara yang cukup keras.
Sev yang diperlakukan seperti itu menendang kakinya asal. Menyumpah serapahkan untuk cowok yang sangat sombong dan tidak berperasaan.

"AWAS AJA, SEV BAKAL BUAT KAMU MAU AJARI SEV MAIN BASKET SAMPAI SEV TINGGI!!! POKOKNYA SEV MAU BERTEMAN DENGAN MU. TITIK GA ADA KOMANYA!!!"

Dengan berat hati Sev meninggalkan rumah cowok itu, lalu kembali ke rumah.

***

SELAMAT MALAM!!! ^-^
GIMANA SAMA PROLOGNYA? MENARIK? AYO IKUTI TERUS KISAH MEREKA.

BUKAN CERITA KALI PERTAMA YOV BUAT.

INI UDAH MATANG-MATANG YOV SUSUN, DAN JADILAAAAHH.....

TUNGGU NEXT CHAPNYA!!!

MAKASIH! ^-^

YOV ISTRI HWANG HYUNJIN

GEEN DROOMVRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang