Author:
Metha Alana
"Dia adalah Apate , sementara aku Thanatos. Bagaimanapun juga, Apate selalu
berhasil mengelabui Thanatos , sang dewa kematian."
Pria itu, si tampan bersurai sepekat langit malam tanpa bintang. Ia mengangkat dagunya sekali lagi, menikmati kepakan laron yang memadu kasih beberapa inci di atas ubun-ubunnya yang lamat dijajah uban.
"Waktumu sudah berakhir, Joongki..." Suara itu menyapa-nya dari ujung sebuah pintu gerbang.
Pemiliknya adalah seorang pria berpistol. Joongki tersenyum, menghampirinya dan kemudian, Ia tak pernah kembali.
>><<
25.08.2024
Kau tahu, apa hewan yang paling menyedihkan di dunia ini? Laron.
Mereka hanya hidup semalam lalu mati. Sekian lama menunggu di balik kegelapan untuk kemudian dibebaskan memeluk alam dengan bekal dua buah sayap. Berkepakan riang mengagumi cahaya lampu neon yang entah berapa wattnya.
Namun pada akhirnya ketika sang surya mulai mengecup dunia, mereka yang tidak menemukan pasangan harus rela mati. Alam penipu yang handal bukan?
Aku... merasa seperti laron, karena gadis itu. Alam menipu kami.
Mau membaca kisahku dan dia?
Hmm... baiklah, tapi jangan ceritakan pada siapapun oke?
::
Dia itu tidak istimewa sebenarnya. Sangat tidak istimewa. Tapi layaknya musim hujan di penghujung kemarau panjang, hatiku yang kerontang ini menantikannya.
Namanya Chae Won. Moon Chae Won. Tidak cantik, tidak baik dan cenderung menyebalkan.
Pertemuan pertama kami? Haruskah aku ceritakan juga? Okay, kalian menang.
Akan kuceritakan bagian itu. Aku menyebutnya malam paling naas dalam hidupku. 31 tahun silam. Ya, malam paling naas. Jangan protes dulu. Simak sampai akhir dan kalian akan mengerti alasanku.
::
::
"Hei, bisa tolong matikan rokokmu Tuan? Asapnya mencekikku!" Suara kasar itu menyengat kedua gendang telingaku. Menangkup fokusku yang sebelumnya tak bergeming dibuai lantunan lagu dari sepasang headshet kusam yang menempel pada sebuah walkman sebesar kepalan tangan.
Itu adalah pertemuan pertama kami. Di sebuah halte bus yang sepi, pada denting si kurus ceking yang menghentak dua kembar tak serupa – pukul 12 malam.
"Kau berbicara padaku?" kulepas headshet di telingaku tanpa ekspresi berarti. Kami saling menatap dalam khusuk curah hujan yang memapar bising di tempat ini.
"Kau tahu? Merokok itu bukan hanya membunuhmu, tapi juga membunuh orang lain, Tuan!" cerocosnya.
"Aku tidak berminat bunuh diri ataupun membunuhmu," jawabku santai atau lebih tepatnya sok polos.
Ia mengacak pinggangnya, ketara sekali kehabisan kata. Bibirnya yang tipis itu berdawai senyap. Ya, gadis itu sedang menggerutu – ke arahku.
Ada jeda sekitar 1 menit sampai 'nyanyiannya' kembali menyambangiku.
"Rokokmu! Asapnya mengangguku! Matikan rokokmu, Tuan!" Ia menghentakkan tungkainya dengan tak sabaran. Kamera bermerk Kodak di pundaknya itu jadi bergoncang kesana-kemari.
Aku berani bertaruh, Ia ingin membunuhku pada pertemuan pertama kami. Dan dari nada bicaranya saat mengalunkan kata 'Tuan', ketara sekali Ia sedang mengolokku. Usia kami mungkin tak jauh berbeda, malah bisa jadi sama.

YOU ARE READING
APATE and THANATOS
Historia CortaSong Joongki, Ia sang Dewa Kematian yang jatuh dalam pesona Apate sang Dewi Tipu Daya - Moon Chae Won.It is a CHAEKI FAN FICTION.