Apa kabar, rindu yang sering datang tiba-tiba hati yang resah atas kepergian mu yang begitu membekas, apa daya hati tak tegah tak ingin lagi jatuh di luka yang sama.
Perasaan rapuh, raga yang tak mampu, diriku yang sering tertipu.
Kala itu, kita yang sedang menyatukan hati dan pikiran untuk menekan emosi terahlikan dengan ego kita yang tak saling satu, semakin memperlihatkan akhir hubungan ini, kejelasan cerita semakin jelas, dan akhirnya hal yang tak dinginkan tejadi.
Bebrapa minggu kemudian aku berdialog dengan pikiran ku yang begitu tenang, sunyi, dan nyaman. seakan kepergian mu menjadi obat atas batin ku, entah perasaan mu saat itu seperti apa, tapi hanya diri ku yang aku pikirkan memang sedikit egois, tapi itulah aku. saat itu juga aku menyadari ternyata yang ku cari, kumau, dan ku inginkan terkabulkan.
Setelah melewati hari demi hari atas kepergian mu, aku mulai terbiasa dengan kesendirian, entah sampai kapan rutinitas ini akan sampai pada akhirnya. Menyibukkan diri menjadi jawaban atas kekosongan hati, walaupun cara ini sebagai penundah sedih atas kepergian mu, tapi bagiku ini hal yang terbaik. Atas segala kekosongan dan penyesalan.
YOU ARE READING
Berdialog dengan kesendirian.
Non-Fictionmemuat pilu demi esok hari yang penuh pedih dengan melihat fakta, sedikit menyesal tertipu dan di manipulasi. ratapan , seorang telah ku sadar hidup bukan hanya sekedar menebar dan memanen, terus mengobati.