𝘱𝘳𝘰𝘮𝘱𝘵: 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘱𝘢𝘨𝘪
_____
Kemarin, mood mamah benar-benar bagus. Aku tidak tahu apa penyebabnya karena perdebatanku dengan si bungsu di pagi hari biasanya akan membuat mamah uring-uringan hingga akhirnya mengeluarkan jurus teriakan cetar--yang mampu membuat ikan di akuarium tenggelam saking kagetnya--untuk membungkam kami. Setelah diselidiki, rupanya ada diskon besar-besaran di salah satu mall di kelurahanku. Semangat mamah berkobar begitu info sampai di telinga. Bersama para ibu-ibu tetangga, mamah pun berhasil membawa pulang beberapa pakaian. Mamah bahkan langsung membilas hasil berburunya untuk kemudian di jemur.
Pagi ini, ketika fokusku terarah pada ponsel dan Dodo baru saja pulang dari masjid, mamah tiba-tiba berkata, "Kalian mau lari pagi, kan? Pakai kaus yang kemarin mamah beli, ya."
Dodo, bungsu bongsor di keluarga kami, hendak menolak (dia sudah berencana mau pakai kaus bertanda tangan Jonatan Christie) jika saja mamah tidak melotot. "Nggak ma--oke."
Mau tidak mau, aku menurut.
***
"Teh, buruan ih."
"Duluan aja, deh. Teteh mau ngobrol sama semut dulu."
"Udah ditungguin sama mas Wira di depan gang!"
"Biarin aj--ehhh, kalo tangan teteh panjang sebelah gimanaaa?"
Dodo menarik tanganku dengan tidak sabar dan tanpa aba-aba. Tiba-tiba, aku sudah berada di depan gang dan saat Wira ternyata benar-benar mengenakan kaus yang sama dengan foto yang dikirimnya ke grup chat beberapa saat lalu, aku mau pergi ke bulan saja.
"LOH?"
Wira yang baru sadar segera menunjuk-nunjuk kausku, lalu kausnya, lalu kausku lagi.
Kebiasaan mamah, nih.
"Pantesan aja, tante semangat banget nyuruh gue buat pakai kaus yang dikasih kemarin," ucap Wira. Tapi bukannya ikut sebal sepertiku, dia malah tersenyum jahil dan menghampiriku. Berjarak jarak dua langkah dari tempatku berdiri, Wira berkata, "Pagi, -mate."
Pipiku mungkin sudah semerah tomat saat Wira mengatakan itu. Dia bahkan bersekongkol dengan Dodo untuk memotret kami secara candid.
Ini adalah rencana perjodohan ke seribu kali yang mamah lakukan padaku dan Wira. Anehnya, Wira selalu senang karena dia bisa meledekku sepuasnya.
_____
Wira
KAMU SEDANG MEMBACA
#30HutanKata | Hutan Kecil
General Fiction𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘥𝘢 𝘤𝘢𝘤𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘤𝘢𝘤𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘳𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 ...