Qaida,
Kamu adalah wanita yang tak pernah bertengger sedikitpun dalam otak apalagi hatiku. Tapi tiba tiba kamu datang mengetuk pintu, sesaat menjadi tamu kemudian sekejap jadi teman hidup. Bagaimana bias ibuku mendatangkan keluargamu lalu semuanya berubah 180 derajat dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan.
Kamu datang, dan aku harus menyambutmu dengan ikhlas masuk dala ritme ritme hidupku. Rela memberimu tempat singgah pada rumah yang hingga kini masih kudedikasikan untuk keluarga kecilku kelak dengan Sarah. Yah, aku akan terima semuanya tapi tidak dengan hatimu, selamanya kamu tidak akan pernah mampu menggantikannya sebagai ratu dalam istanaku.
Setidaknya aku berpikir demikian diawal proses ta'aruf hingga 3 bulan awal pernikahan kita. Aku sering menyakitimu, maaf.....
Sejak awal aku mempersilakan kamu menempati kamar khusus tamu, agar kamu tak mengganggu pemandangan fotoku dengan Sarah dikamar pribadiku. Iya, karena aku menganggap kamu tamu tak diundang waktu itu.
Ketika keluarga kita datang aku harus menyiapka adegan terbaik dihadapan mereka dengan tokoh utama aku dan kamu, aku berhasil menipu keluargaku dan keluargamu namun tidak dengan ibuku. Ia tahu aku tak akan gampang menjatuhkan hati padamu bahkan ia tahu aku diam diam masih berhubungan dengan Sara.
Pernah suatu hari untuk pertama kalinya aku tega menyakiti hati ibu, aku datangkan Sarah dihadapanmu dan ibuku untuk meminta restu menceraikanmu lalu menikahi Sarah, aku tahu bukan hanya ibu yang ku cabik cabik hatinya tapi kamu juga. Bagi ibu mungkin seperti me-reka ulang pengkhianatan ayah padanya, tapi bagimu ? mungkin ini pertama kalinya seorang laki-laki menyakitimu. Aku ingat betul bagaimana sakitnya tamparan ibu dan lirihnya tangismu, kamu ingat ? ibu sampai berucap tak akan pernah melihat wajahku lagi jika masih berhubungan dengan Sarah. Aaah, bagaimana bisa ibuku sesayang itu padamu dan tak menginginkan wanita lain mendampingiku selain kamu. Kelebihan apa yang ibu lihat padamu yang tidak ia lihat pada seorang Sarah ?....
YOU ARE READING
Qaida, Benteng Yang Kokoh Berdiri
RomantikKamu adalah wanita yang tak pernah bertengger sedikitpun dalam otak apalagi hatiku. Tapi tiba tiba kamu datang mengetuk pintu, sesaat menjadi tamu kemudian sekejap jadi teman hidup.