Kunci

16 5 1
                                    

Sering dikatakan bahwa kehidupan di sekolah menengah (SMA) diwarnai seperti pelangi.

Namun, itu tidak berarti bahwa semua siswa sekolah menengah akan berharap untuk kehidupan yang berwarna seperti itu. Baik itu belajar, olahraga atau romansa, akan selalu ada beberapa orang yang lebih memilih kehidupan yang berwarna abu-abu daripada semua itu Aku tahu beberapa dalam perhitunganku sendiri. Tetap saja, ini adalah cara yang sangat sepi untuk menjalani hidup seseorang.

Di sini Aku memulai pembicaraan tentang topik semacam itu dengan teman lama ku, Nizuma yang dipenuhi dengan cahaya matahari terbenam. Seperti biasa, Nizuma akan membawa wajah tersenyum.

"Itulah yang ku pikirkan juga. Omong-omong, aku tidak pernah tahu kau begitu serius membaca bukumu ."

Sayangnya dia salah. Jadi Aku protes

"Ehh kau mengatakan hidupku berwarna abu-abu?"

"Apakah aku mengatakan itu? Tapi Raku, apakah itu belajar, olahraga, atau yang lainnya? Romansa? Aku tidak berpikir kamu pernah melakukannya salah satu dari itu."

"Itu merepotkan."

Aku memjawabnya sambil membalikan halaman buku

"Ya, itu benar,"

Senyum Nizuma melebar.

"Nampaknya kau tidak mau membuang buang energimu? Bukankah begitu? "

"Hah.. "

Aku memberikan persetujuan dengan mendengus. Tidak masalah selama Dia mengerti bahwa tidak benar-benar benci membuat diriku aktif. Aku juga tidak suka membuang-buang energi untuk sesuatu yang mengganggu. Hidupku hanya untuk menghemat energi.

"Dengar ya Nizuma, 'Aku akan melakukan apa yang harus kulakukan'."

Aku mengucapkan moto hidupku,sepertinya Nizuma mengangkat bahu seperti biasanya

"Heh menghemat energi? Apakah itu tidak sama dengan sinisme,sepertinya kau belum tau instrumental?"

"Nggak..!!"

"Singkatnya, itu berarti bahwa untuk orang sepertimu yang tidak memiliki minat, hanya dengan mengamati fakta bahwa kau belum bergabung dengan ekskul apa pun di sini di SMA Petir, Sekolah terfavorit dari kegiatan Ekskul dengan prestasi sekolah tinggi, membuatmu hidupmu menjadi berwarna abu-abu? Nolep? ".

"Jadi? Maksudmu kematian dalam pembunuhan tidak sama dengan kematian dalam kelalaian?".

Sepertinya Nizuma menjawab tanpa ragu ragu

"Ya menurut dari sudut pandangku begitu, kau mengusir jiwa mu sendiri hanya untuk menghemat energi".

Nnnn!!

Si bajingan ini membuat ku emosi. Aku sekali lagi melihatnya. Nizuma, teman lamaku, seperti saingan yang mematikan, agak pendek untuk seorang laki laki. Bahkan sebagai siswa sekolah, dia bisa disalahartikan sebagai orang yang tampak lemah, tetapi dia sangat berbeda di dalam. Agak sulit untuk menjelaskan apa perbedaannya - dia hanya merasa berbeda. Selain membawa senyum sepanjang waktu, dia selalu terlihat bersinar, serta keanehan khasnya. Dia juga anggota Ekskul Voli.

Berbicara dengannya membuatku membuang-buang energi.

"Ya seterah, silahkan pulang"

"Baiklah sepertinya kau sudah menyerah. Aku juga ada kegiatan ekskul hari ini,jangan lupa untuk melihatku ya"

Road To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang