#2-sudah takdir

16 3 0
                                    

Hai ... sepi
Kapankah kau akan menepi..
Selalu menemani tanpa diiringi,,
Kuharap kau segera pergi..
Saat tak kuundang sama sekali..
Berharap senyum bhgia akan menemani, Tanpa bantuan orang yang akan menyakiti!!

Hari demi hari hingga minggu demi minggu, hanya kesendirian yang agis lewati. Tak ada tawa bhgia sedikit pun yang pernah terukir dari wajahnya.

Hampa nan sakit berpadu menjadi satu, walau terkadang Agis merasa tak adil. Namun ia meyakinkan hatinya mungkin memang sudah takdir.

      ;;;;;

Awal yang pagi Agis mulai dengan solat subuh lalu pergi mandi. Kini ia tinggal di Asrama sekolah, jadi segalanya harus disiplin dengan mentaati peraturan.

Agis hanya merasa teriris hatinya ketika ada sampah ditas miliknya. Mungkin ini adalah kejahilan teman sekelasnya. Ia hanya memejamkan mata sekejap, menahan rasa sakit pilu yang mulai tumbuh dihatinya.

Tapi rasanya aneh dan tak biasa. Rasa sakit ini adalah hal yang tidak pernah Agis rasakan. Terkadang ia selalu mengeluh terhadap kehidupannya, memangnya apa salahnya hingga ia dijauhi oleh teman temannya. Dan selalu dibully atau semacamnya.

Rasanya dunia tak adil'batinnya

*****

Senin yng cerah, seluruh murid telah berkumpul dilapangan untuk melaksanakan kegiatan upacara. Agis menjadi pembaca UUD 1945, dengan suaranya yang tegas nan tinggi. Ia dikagumi oleh guru guru

Agis merupakan siswa berprestasi dari SD, dan kini mulai menunjukan kecerdasannya diSMP. Keaktifannya membuat sebagian teman temannya merasa syirik kepada Agis. Tetapi Agis tak mengetahui itu

Dan lain yang Agis punyai, ia berbakat dalam segala hal bidang dan dianugerahi kecantikan. Tetapi karna kesendirian yang selalu dijalaninya, tak pernah membuat wajah cantik itu terlihat dengan senyuman indahnya.

***

"Aw.."ringis Agis
"Lo, kalo jalan lihat lihat dong!"bentaknya. Sedangkan agis hanya menunduk tak berani menjawab.
"Dasar An***g, bego lo ya" anak tadi pun langsung memukul perut agis sekerasnya lalu pergi tanpa merasa bersalah

Agis menahan rasa sakit diperutnya, ia merasa heran dengan siswa lelaki tadi. Benar benar keterlaluan hanya karna Agis tak lihat saat jalan, mengapa sampai harus memukul dirinya

Dasar banci bajingan'batin agis merasa kesal

****

Bel tanda istirahat telah berbunyi, kini teman teman sekelas agis mulai keluar kelas secara berhamburan. Agis hanya sendiri dikelas, sejenak ia merenungkan nasibnya ini. Tak ada teman, jauh dari orang tua. Ia benci hidupnya, hanya sepi yang menemani dikala hati tak pernah terwarnai.

Jangan lupa vote and coment😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

want to be consideredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang