I

212 22 4
                                    


Can memutar matanya jengah, memperhatikan Tingkah manja Tin yang sedang bergelayut di tangannya, tanpa tau betapa pegalnya tangannya. "Tiinn.. Menyingkirlah, tangan ku pegal sekali".

Tanpa berniat Merubah posisinya, Alih-alih Tin malah menulikan telinganya, tanpa perduli keluhan dari pria bertubuh kecil di sampingnya. Dia suka menjahili pacar barunya itu. Ya, mereka baru berpacaran sekitar dua minggu lamanya. Entahlah, semua orang menanyakan problem ini, semua bertanya-tanya bagaimana seorang seperti Can bisa melumpuhkan hati seorang Player seperti Tin.

Tin pria yang mempunyai aset ketampanan lebih dari seribu kali tampan serta aset kekayaan berlipat ganda milik orang tuanya. Sementara Can, hanya pria biasa yang meskipun dengan wajah manis nya, hanya anak dari seorang pegawai Bank biasa di sebuah Bank di Thailand. Berita tentang resminya mereka berpacaran sudah sedikit mereda, banyak pria dan wanita yang begitu patah hati dengan berita ini. Bagaimana Tidak, awalnya mereka hanya mengira jika Berpacarannya Tin dan Can hanyalah berita biasa, sebab Tin seorang Player hanya berpacaran dan akan bertahan hingga sehari itu sudah termasuk waktu yang cukup lama.

Dia akan mengajak pria dan wanita berkencan pada pagi hari, lalu memutuskan mereka pada Malam atau esok harinya. Sungguh kejam, itulah Tin. Tapi dengan Can, boom itu berhasil membuat para pria dan wanita yang mengantri menjadi marah dan berteriak menjerit agar Can berhenti dan melepaskan Tin. Seolah meminta untuk bergantian dengan mereka.

Can sendiri bingung, dia bahkan tak percaya jika dirinya bisa berpacaran dengan Tin, dan lebih tak percaya jika hubungan mereka bertahan cukup lama. Can memang menyukai Tin sejak lama bahkan bertahun-tahun yang lalu, dan akhirnya dia terpilih, dia kaget bukan main ketika Tin mangatakan bahwa Dia benar-benar ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan nya dan Wow itu sesuatu  yang menejutkan seperti menjadi salah satu dari  Tujuh keajaiban Dunia. Basically, derajat bahkan banyak perbedaan di anatar mereka, tapi tentulah Tak ada yang mustahil.

Can menepiskan tangannya sepelan mungkin, agar Tin mau melepaskan tangannya, matanya terus saja berpendar, merasa malu saat berpasang-pasang mata tertuju pada mereka, dengan ekspresi bermacam-macam yang Plan tak bisa sebutkan. Dia hanya merasa malu saat ini. "Tin, Disini banyak orang, apa kau tak malu?!."

Mendengar ucapan Can, Tin segera menghentikan aktifitasnya. Bukan karena dia juga merasa malu seperti Can, tapi merasa keberatan dengan Ucapan Can. "Malu?." Tanya Tin, mengulang kata Can. "Kau malu bersamaku?." lanjut Tin, ada  kekesalan dalam nada bicaranya.

"Bukan seperti itu Tin, mereka terus menatap kita, itu membuatku tak nyaman!." seru Can pelan, hampir seperti gumaman.

"Biarkan, mereka hanya iri sayang, hanya iri!." Jawab Tin santai, mempertegas ucapannya, agar Can merasa tenang.

"Tapi Tin__".

"Berhenti berbicara tentang mereka, cukup abaikan dan anggap mereka patung." potong Tin, membuat kalimat Can tergantung. Matanya menatap Can tajam.

"B..baiklah!." Can mengalah.dia tahu dia tak akan menang berdebat dengan pria di depannya ini.

Tin sedikit lega, lalu beranjak saat teringat sesuatu dia benaknya. "Umm, Can. Aku pergi dulu, aku lupa, tadi Perth memintaku menemaninya ke toko buku, mungkin sekarang dia sudah menunggu lama!." Can hanya mengangguk, walaupun dia tahu, bahwa hatinya masih ingin Tin di dekatnya, tapi dia tak boleh egois. Tanpa pikir panjang Tin segera pergi dari tempatnya, melangkah menuju pintu keluar perpustakaan. Can kembali menatap bukunya setelah tubuh Tin tak lagi terlihat. Dia akan menghabiskan waktunya sendirian selama beberapa jam kedepan. Dia hanya perlu menunggu sampai jam makan siang. Tin berjanji padanya untuk makan bersamanya.

...

Jam menunjukkan pukul 12 siang, itu artinya sudah dua jam Tin pergi, dia melupakan janjinya. Can berdecak kesal, merasa dia di abaikan di sini. Can segera merapikan barang-barangnya, memasukkannya ke dalam tas lalu sebagian lagi dia letakkan kembali di rak buku dan segera melangkah keluar, berniat mencari Tin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

short stories:Mean+PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang