mereka bilang,
jika air matamu jatuh dari sebelah kiri melambangkan kesedihan.
dan jika air matamu jatuh dari sebelah kanan melambangkan kebahagiaan.tapi kau tau?
aku tidak dapat merasakan kebahagiaan, aku hanya dapat merasakan kesedihan.kamu tau kenapa?
karna aku kehilangan satu mataku.itu tertusuk,
aku masih hafal kejadiannya.dan disinilah aku,
odelia eloise terence.aku menatap cermin,
memegang sebelah mataku yang masih "berfungsi"kemudian melangkahkan kaki lebih dekat ke cermin lalu mengamati mata kanan ku yang tertusuk. hari ini aku tidak pakai perban, aku ingin melihatnya sesekali tanpa perban. ini mengerikan, sangat.
ini tak akan terjadi jika aku tidak bermain bersama lydia, gadis berkebutuhan khusus yang tinggal disebelah rumahku, dulu.
kenapa dulu aku bodoh?
dasar bodoh.
lydia bodoh.sepuluh tahun yang lalu, hujan lebat terjadi dirumah lydia.
waktu itu aku sedang bermain bersamanya, lalu bibi caren membawakan buah kesukaan lydia, buah naga.
"dimakan ya sayang," katanya.
aku memakan buah itu dengan lahap sampai-sampai buah itu terjatuh dan mengenai dress putihku.
aku mengambil buah itu menggunakan garpu dan mengamati buah itu apakah kotor atau bersih, bodoh.
tiba-tiba lydia datang dan mengajakku bermain, "kakak delia ayo main sama lydia."
aku tidak menjawab ajakan lydia dan lebih memilih untuk mengamati buah itu.
"kak delia!"
"ayo main sama aku!"
"delia!"
"ck ah!"
"oh tidak, lydi!"
"kau apakan delia?!"
"AAAAAAAAAA!"
"MATA!"
"MATAKU SAKIT!"
"CAREN!!!"lydia bodoh.
dia kesal karna aku tidak menjawab ajakannya, cih.
kau tau,
apa yang dilakukan lydia agar aku bisa meresponnya?entah apa yang dipikirkannya,
dia menarik garpu yang kupegang, lalu melesatkannya ke mata kanan ku.dia menusuk mataku menggunakan garpu, dengan sangat kuat.
darah mengalir bersamaan dengan hancurnya buah naga yang ada dimataku. kedua warna tersebut menyatu dan baunya segar sekali. darahku yang segar.
aku berteriak,
mata ku kesakitan!lydia hanya menonton ku dengan perasaan tidak bersalah. dia bingung kenapa mata kanan ku berwarna ungu-kemerahan. dia pikir itu adalah hal yang hebat, lalu dia bertepuk tangan. tersenyum girang. lompat kesana kemari, "mata kak delia punya keajaiban!!"
"mata kak delia punya keajaiban!!"
aku menampung darahku menggunakan tanganku. dan menunggu caren datang kekamar lydia.
"ASTAGA TERENCE!"
"mamah! mata kak delia punya keajaiban!!"
"lydia suka sama mata kak delia!"
caren mengambil garpu yang masih menancap itu dari mataku, bisakah kau pelan-pelan, caren sayang?
"terence, ini ulah siapa?!"
"lydia nusuk aku, caren."
"lydia gak nusuk, mah."
"lydia cuman dorong garpu ke mata kak delia terus matanya berubah jadi ungu ada merahnya, keren!"
"lydia belum pernah liat mata kayak gitu."
plak!
"mamah?"
caren segera membawa ku menuju rumah sakit terdekat dan kemudian aku ditangani oleh dokter-dokter hebat.
untungnya, mata kiri ku masih sehat.
itu sepuluh tahun yang lalu,
sekarang delia ini sudah dewasa.kecuali kepada lydia.
aku meminum teh buatanku dibalkon kamar. menikmati angin-angin sore. langitnya indah. sayang aku hanya bisa melihatnya dengan satu mata.
tentang mata, aku jadi ingat lydia.
haha, akhirnya.bagaimana dengan lydia?
ah, dia kehilangan matanya juga.kenapa?
karena,
aku congkel mata kanannya dan dia berteriak.
kini giliranku yang tertawa senang, menepukkan tanganku, lompat kesana kemari. dan melihat keajaiban, aku memegang bola mata anak iblis ini lalu kuhancurkan dengan palu yang kubawa.
balas dendamku sudah terpenuhi,
good job, odelia.dan apakah lydia masih hidup?
tidak.apa aku senang?
tentu.