1. siang bolong

29 6 4
                                    

aku melihatmu mondar-mandir. ntah mencari apa. aku menyeruput minum ku sambil memperhatikanmu. sebenarnya bisa saja aku bertanya "kamu sedang apa? " tapi aku memilih bungkam ntah mengapa.

kamu memandangku kesal.

"kamu kenapa diam aja? "

"emang sepenting itu ya? "

"iya, itu hadiah dari kamu pasti penting"

"cuma cincin imitasi yangg, gausah dipikirin nanti kita beli lagi, okee? "

kamu mendengus kesal namun menurutinya. lalu, kamu menatapku dengan wajah mencebik kesal.

"semuanya aja kamu anggap sepele"

"ga gitu ayanggg, malu tau diliatin orang. aku tau itu penting tapi tetep aja itu cuma imitasi nanti aku beliin deh sekalian yang asli".

kamu makin kesal tapi memilih bungkam.

aku hanya bisa tertawa dalam diam.

sebegitu kesalnya kamu kehilangan cincin ini?

aku menatap cincin dalam genggaman ku dengan wajah sinis.

aku lalu memperhatikan mu sedang bergandengan dengannya. sambil memasamg wajah mencebik.

aku hanya mendengus lantas melemparkan cincin itu kesembarang arah.

kamu, kapan melihatku?

kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang