01 (Edit)

56 6 8
                                    

Happy Reading
.
.
.

"Aku tidak bisa maaf"

Genggaman tangan itu terlepas begitu saja, tanpa berniat menggenggam lebih erat ataupun memohon untuk tidak pergi karena aku tau tangan yang aku lepaskan memang tidak menginginkanku lagi.

Air mata yang sedari tadi coba aku tahan akhirnya bergerombol keluar, menganak sungai melewati pipi putih mulus dan bibir yang biasanya tersenyum cerah... Bukan, bukan kataku tapi kata orang2, dadaku sesak, duniaku rasanya runtuh seketika itu juga. Aku tidak pernah menyangka jika Daniel kekasihku, sumber kebahagiannku akan meninggalkanku seperti ini.

.
.
.

"Halo Woojin, hari ini aku tidak masuk kelas bisa kau bilang pada dosen jika aku sakit?"

".........."

"Tidak, bukan begitu aku hanya sedikit demam. Tidak, aku sedang tidak berselera makan"

Setelah menutup telpon aku kembali menangis terisak2, aku masih tidak menyangka jika Daniel benar2 meninggalkanku. Aku lelah, entah  berapa jam atau berapa lama aku menangis akhirnya  aku memutuskan untuk tidur, aku tidak tertidur semalaman dan yang aku lakukan hanya menangis dan menangis meminta maaf kepada Daniel atas apa yang terjadi dan masih memohon untuk tidak meninggalkanku bahkan aku mengirimkannya banyak pesan tapi tidak ada satupun yang Daniel hiraukan.

.
.
.

Ckleeekkkk

Aku bermimpi seseorang membuka pintu kamar  lalu terdengar saklar lampu yang dinyalakan.

"Ckckckck aku pikir aku membolos hanya untuk melihat anak ini hibernasi"

Ah apa itu Woojin? Aku juga merasa jika dia duduk dan meraba keningku, sungguh terasa seperti bukan mimpi.

"Tidak demam"

Perlahan2 aku membuka mata, memegang tangan Woojin untuk memastikan jika itu memang benar dia, menatapnya dengan intens lalu yang aku lakukan selanjutnya adalah memeluknya. Aku kira itu hanya mimpi ternyata benar Woojin memang datang kerumah

"Woojin~~~"

"Hmmm..."

"Woojin~~~"

"Hmmm...?"

"Woojin~~~"

Aku tidak tau tapi sekarang memanggil nama Woojin berulang2 menjadi obat tersendiri untukku, untuk kekosongan yang melandaku, untuk semua luka2 yang menusuk jiwaku.

"Ha Sungwoon cepat lepaskan pelukanmu kau belum mandi"

"Benar ini Woojin-ku hehe"

Woojin yang akan selalu ada untukku disetiap denyut nadiku, tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kami.

.
.
.

"Waaahhhh seperti biasa masakan Woojin benar2 tidak ada yang special"

Pletak.

Woojin memukul pelan kepalaku dengan sendok dan menyodorkan segelas susu rasa vanila. Lihat, dia tau apa yang aku butuhkan meski dia galak :"(.

"Dan juga susu vanila yang pasti ditambah sedikit gula agar terasa manis"

"Tutup mulutmu dan cepat habiskan atau aku akan pulang dan tidak akan kesini lagi"

"Semua orang pada akhirnya akan meninggalkanku"

Aku bergumam pelan dan menyendokan nasi goreng kedalam mulutku agar Woojin tidak mendengarnya. Dan ternyata salah, kurasa Woojin mendengarku bisa dilihat dari raut wajahnya yang berubah ketika dia menatapku lama.

Woojin berdehem dan melihat sekeliling, aku tau dia merasa canggung.

"Jika kau tidak suka susu vanila setelah ini kita harus belanja kebutuhanmu oh yah dan ya ampun Sungwoon hidupmu tidak bisa tanpa susu jadi kenapa harus menunggu sampai stok susumu habis"

"Jadi kenapa tidak kau belikan aku susu sebelum kau mampir kesini Woojin sayang, kau paling tau isi dapurku jadi kenapa harus susu ditambah gula kenapa tidak kau belikan saja aku yang malang ini susu"

Woojin tersenyum cerah entah karna apa atau karna berhasil membuatku bicara sangat penjang? Ahh molla
.
.
.
Setelah perdebatan sengit diruang makan akhirnya aku dan Woojin pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan rumahku mulai dari kebutuhan dapur sampai kebutuhan kamar mandi. Aku yakin Wojin agak kesal karna sifatku yang tidak berubah dari jaman masih memakai popok, iya sifatku yang sebelum semua bahan makanan abis pantang belanja lagi itu sebabnya sampai susu yang cuma tinggal sedikit saja aku belum berniat untuk belanja padahal hidupku setiap hari wajib minum susu seperti yang Woojin bilang.

3 kantong belanjaan besar sudah masuk kedalam mobil dengan rapih aku dan Woojin sudah siap untuk pulang tapi ketika akan masuk kedalam mobil aku melihat Daniel masuk kedalam supermarket dengan menggandeng tangan seseorang. Ckckckck sial, belum puas dia membuatku cemburu sekarang sudah berani terang2an.

"Daniel....."

.
.
.

TBC

Masih adakah yang minat membaca ff NielWoon???
Aku cuma penulis baru yang so2an pengen nulis ff demi melestarikan perNIELWOONnan #plak

Lanjut jangan???

Why? (ChamCloud? NielWoon?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang