Yang Serona

97 11 15
                                    

Hati-hati dengan 'Imitasi'. Jika tidak benar-benar jeli, maka kau akan tertipu. Memang akan terlihat sama persis jika dilihat sekilas, namun jika matamu tajam kau akan tahu bahwa tidak ada yang bisa menyamai sesuatu yang asli. Menjadi inspirasi yang lain boleh saja, tapi jika ditiru beda cerita. Meniru, menjiplak dan membuatmu merubah dirimu menjadi orang lain itu..memuakkan. 

Suatu hari aku baru menyadari, ada seorang gadis yang suka sekali menjiplakku. Ingin kutonjok rasanya (tembok disampingku, bukan gadis itu). Namanya Kartini, gadis dengan rambut yang begitu panjang hingga mencapai pantat namun selalu diikat kuda. Tadinya poninya polem alias poni lempar, tapi setelah mengenalku poninya berubah. Sama seperti poniku yang berada didepan dan rata. Dulu aku mengenal gadis itu dari sahabatku, Luna.

Sebelum dikenalkan dengan Kartini, anak-anak disekolah juga sering salah menyapaku dengan panggilan Tini. Ketika tahu aku bukan Tini, mereka akan langsung berdalih,

"Loh kirain Tini, dari belakang mirip banget!"

atau,

"Eh, sorry. Aku kira Tini potong rambut"

atau tiba-tiba ada adik kelas yang begitu sopan padaku dan terlihat sangat antusias saat melewati tangga menuju kelasku.

Tini memang kakak kelasku, dan banyak kakak kelas atau adik kelas yang sering salah mengira karena 'kebetulan' bentuk kami sama. Secara fisik kami memang hampir sama, kami sama-sama kecil, pendek, dada rata, dan memiliki muka kecil. Rambutku pendek sebahu, sedangkan dia (sudah kujelaskan sebelumnya).

Setelah seringnya kekeliruan 'sapaan' terjadi, aku penasaran dengan gadis bernama Kartini ini. Apakah semirip itu denganku?. Mengapa anak-anak di sekolah ku sering sekali keliru?.

Dan setelah aku ketahui, ternyata tidak!. Apanya yang mirip?. Gadis itu cenderung tomboi. Cara bicaranya juga penuh penekanan dan suaranya agak berat. Dia selalu heboh saat bertemu dengan teman-temannya di pagi hari saat di sekolah.

Aku tidak begitu!. Aku berbeda. Walau karena fisik kami memang sama, aku tetap tidak suka disama-samakan dengan orang lain. Aku Joy! Joy ya Joy. Bukan Kartini. Bisa jadi kami serona, tapi jelas kami berbeda.

****

Hingga akhirnya Luna, tiba-tiba mengajakku ke kantin dan mengenalkan Kartini padaku.

"Ini Joy yang sering aku ceritakan padamu," salam Luna mengenalkanku pada Tini.

Dia sedikit bergeming menatapku. Aku biasa saja.

"Jadi kau yang sering dimirip-miripkan denganku?" tawanya.

Apa dia bangga? Yuuuh.

"Tidak kusangka, memang beneran mirip loh. Aku pernah disapa anak yang tidak ku kenal dengan panggilan Joy, aku bingung, tapi sekarang aku memahaminya," lanjutnya masih tertawa.

Kan tidak ada yang lucu, mengapa harus tertawa terus?.

*****

1 bulan berlalu, aku memperhatikan banyak yang berubah dari Kartini. Dia tidak se-tomboy saat pertama kali aku memperhatikannya. Sekarang dia lebih suka menggunakan tas slempang (sama sepertiku), warna tasnya coklat (sama sepertiku), sepatu flat (sama sepertiku), bahkan baru aku sadari poninya dipotong sama persis seperti poni rataku!.

Oke kuakui, bisa saja banyak gadis diluar sana yang menyerupaiku, dengan tas, sepatu, poni atau apalah yang sama. Tapi kan aku tidak mengenalnya dan mereka tidak terang-terangan merubah diri karena melihatku. Tapi Kartini...benar-benar membuatku jengkel. Anggaplah aku seperti anak kecil. Peduli amat, aku tidak suka orang lain menjiplakku. Apalagi dia teman dari sahabatku sendiri.

Yang SeronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang