#WHAT IF : Pegawai FLC jadi dokter?!

105 24 90
                                    

#WHAT IF : Pegawai FLC jadi dokter?!

Based on true chat story. Mungkin sedikit ditambahin bumbu-bumbu receh.

***

Ternyata, menghalu itu tidak sepenuhnya baik untuk kesehatan.

Andai Zeniel tidak sedang menghalukan suaminya saat ingin menyebrang jalan, mungkin saat ini dirinya tidak terbujur lemah tak berdaya di atas kasur rumah sakit.

Ah, tidak, tidak. Zeniel tidak tertabrak mobil saat hendak menyebrang, kok. Tapi Zeniel terpeleset bungkus permen bekas, kemudian tubuhnya terguling-guling hingga nyungsep ke saluran air. Tidak sampai di sana, secara tidak sengaja ada truk pembuangan sampah lewat, mengira Zeniel adalah sampah, maka para tukang sampah itu melempar tubuh Zeniel ke truk bersama tumpukan sampah nan wangi.

Beruntung, Bintang dan Chita ada di sana. Mereka berdua segera berlari mengejar truk sampah, menghentikan truk tersebut, kemudian menjelaskan bahwa Zensei ada di antara tumpukan sampah tersebut.

Zeniel ditemukan tidak sadarkan diri karena terlalu lama mencium bau sampah.

Maka, dia dilarikan ke rumah sakit.

Bintang dan Chita menunggu di depan ruang tempat Zeniel ditempatkan. "Aduh, gimana nih?" Chita menggigit kuku jemarinya.

"Gimana apanya?" Si shota tsundere malah balik bertanya.

"Gimana kalo Zensei berpulang ke isekai?! Duh, aku 'kan jadinya merasa kesal!"

Kedua alis Bintang bertaut menjadi satu. "Kenapa kesal?"

"Iya lah, kesal! Nanti kalau di isekai Zensei ketemu Amane dan Hanako gimana? Gak ah, gak boleh! Aku gak rela!" Chita tambah histeris.

Bintang memasang wajah datar. "Sama Hananista dan Amanista aja sana."

"Gak mau! Lagian, ini salahmu, sih! Kamu makan permen tapi bungkusnya dibuang sembarangan. 'kan jadinya Zensei kepeleset!" Chita mulai menuduh Bintang.

"Lho, kok aku?" Bintang yang tidak terima dituduh pun mulai menuduh balik. "Salah kamu, dong. Andai kalau kamu gak ngajak kita jalan-jalan di jalanan kayak orang sableng tanpa tujuan, pasti Zensei sekarang gak akan dirawat di sini! Mana yang bayar biaya rumah sakit aku pula. Idih, nyusahin."

"Kamu tuh yang nyusahin!"

"Kamu lah."

"Kamu."

"Kamu."

"Kamu."

Oke, karena sepertinya perdebatan antara kapal ThumStar ini tidak akan berakhir dengan cepat, mari kita abaikan saja dulu.

Di sisi lain, seorang Suster berlari dengan tergopoh-gopoh. Keringat dingin membanjiri tubuhnya. "DOKTER!" serunya panik begitu sampai di dalam ruangan berukuran sepuluh kali sepuluh meter. "GAWAT! ADA PASIEN KRITIS!!"

"Suster Sura, harap kalem," ujar Dokter Syasya yang sedang berkutat di depan laptopnya. "Kenapa?"

"A-Ada pasien gawat! Dia kritis, Dok," Sura mencoba menjelaskan pelan-pelan. "Dia ditemukan berlumuran sampah, tidak sadarkan diri. Tapi anehnya, dia menggenggam erat layar ponsel yang menunjukkan streaming vidio Mapeng dan Sosro. Bukankah ini aneh?"

Bucin mapeng dan sosro toh, pikir Syasya.

"Gimana nih Dok? Harap segera periksa Pasien, ya."

"Sebentar Sus," ujar Syasya. "Saya mau ngeproduktop dulu sebentar. Tanggung nih, sebentar lagi genap 10.000 kata buat setor C3T."

Sura speechless. Karena tidak mau membuang waktu dan membiarkan nyawa pasien melayang, dia beralih kepada Dokter lain yang ada di ruangan itu. Kebetulan di sana ada 3 dokter. "Dokter Vara," panggil Sura cepat. "Ada pasien kritis di ruang 17. Harap segera ke sana, ya!"

"Pasiennya shota bukan?" tanya Vara yang sedang sibuk memeluk boneka shota neko ungu di meja kerjanya. "Kalau bukan shota, Vara ga like."

Lidah Sura kelu begitu mendengar ucapan yang dilontarkan Vara kepadanya. Ini dokter gadungan kali, ya? Kalau mau ngurusin shota, jadi dokter anak aja sana!

Pandangan Sura beralih kepada lelaki yang menjadi harapan terakhirnya menyelamatkan sang pasien. Sura berjalan mendekat. "Dokter Yuma, ada pasien. Kumohon lakukan sesuatu untuk menyelamatkannya!"

Dokter Yuma menatap sekilas, kemudian menyodorkan sekotak donat kepada Sura. "Kasih makan pasiennya donat, Sus. Ini donat ajaib bukan kaleng-kaleng. Soalnya donat ini udah sering dijadiin perantara santet sama Mbah Milkita. Dijamin bikin sembuh deh!"

Sura tersenyum, kemudian balik kanan bubar, jalan.

🍀🍀🍀

Azek, hasil gabut penambah poin
(. ❛ ᴗ ❛.)

Untuk pembukaan, mari kita awali dengan yang ringan-ringan dulu
(~ ̄³ ̄)~

Tenang, semua bakal dapet jatah nista kok. Aqu kan baique.

Mwuehuehuehue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"What If" (FLC Random Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang