One

82 3 8
                                    

"Yang telat lari! Jangan manja! Jangan mau enaknya! Liat temen kalian yang dateng pagi! Uda telat lama lagi!" Teriakan itu nyaris mengisi satu lapangan sekolah yang segede gaban. Lo kira gue budek? Gue terus menggerutu dalem hati. Coba aja nyokap ada,ga sibuk. Pasti aja gue ga telat.

"Hey dek! Jangan ngelamun! Kamu kira ini tempat ngelamun?! Uda telat lelet juga!" Teriak salah satu SADIS 'satuan disiplin' yang memybuyarkan lamunan gue. Gue pun langsung ngibrit lari masuk ke lapangan sekolah.

Oh iya, kenalin nama gue Nada Clarisa Subagja, biasa di panggil nana, ini sekolah baru gue. Gue sekarang uda nginjek tanah SMA NEGERI 5 BANDUNG bro! Gue uda yakin gue pasti keterima di sekolah ini, ya walawpun lewat jalur prestasi. Gue ga terlalu pinter di bidang akademik soalnya. So balik ke cerita hari pertama gue gais.

"Denger yang telat cepet baris!" Teriak kakak sadis. "Edan toa" gerutu gue sendiri.

"Yang namanya di panggil maju kedepan dan ikut kakak mentor kalian!" Gakalah toa lagi itu sadis yang satu "Cantik-cantik ko toa!" Untuk kesekian kalinya gue menggerutu dalem hati.

Gugus satu,gugus dua, gugus tiga nama gue masih belum kepanggil. Gue uda bosen banget nunggunya. Gue gak suka berdiri lama gue gak suka nunggu!

"Gugus 4! Mentor mana mentor?! Cepat mentor!" Teriakan itu lagi lagi buat gue pengen bales toa nya sumpah.

"Ayu ningtias, Tara Atala, Nada Clarisa Subagja...." yeay! Ahirnya nama gue di panggil, jujur mood gue uda ancur gara-gara nunggu kelamaan. Gue pun ahirnya mengikuti langkah kaki sang kakak mentor.

Tanpa basa-basi gue duduk semaunya di bangku paling belakang, gue jalan ya alakadarnya gue, ga nunduk tegak tapi ga pernah angkat dagu. Gue ga pengen di kira songong, gue pengen kasih kesan pertama kalo gue anak manis bhahaha!

"Yang tadi baru masuk kedepan dulu" ketua mentor gue yang baru dateng ngomong sambil ngos-ngosan. 'Agh! Jangan malu-maluin gue please' gue ngomong sama diri gue sendiri, dan langsung maju kedepan dengan cuek muka tanpa dosa nya gue keluar.

"Ayu ningtias...Tara Atala.... em Nada Clarisa Subagja?" Nama gue di panggil tapi dengan nada yang aneh

"itu saya" jawab gue enteng,

"Ya kamu duduk di sana" sambil nunjuk cowok yang duduk di bangku kedua dari belakang ujung kanan "ya itu kamu duduk sama dia" tunjuk sang mentor. Lagi-lagi dengan cuek gue jalan ambil tas gue dan mulai menghampiri si cowok itu. Uda nyampe deket kursinya gue tanpa basa-basi duduk dan ngomong "gilak panas banget!" Mungkin cowo itu ngeliatin gue. Ya mungkin.

------------------------------------------------------------------------

Udah hampir satu jam gue duduk sama cowok ini. Dan gue pun belum tau siapa nama dia. Keadaan gugus gue lagi ribut, tapi gue sama dia tetep diem.

Gue masih belum berani buka mulut, gue harap dia yang ajak gue ngobrol duluan atau apa. Nyatanya?! dia diem dan gak ngomong apapun. Gue bete! Kesel! Ni orang bisu apa?! Aaak! Ahirnya gue mutusin buat nanya duluan, oemji seorang nana nyapa duluan, lo harus ngerasa beruntung!

"eh gue Nada" sambil ngelirik dia dan kasih senyum termanis gue

"Gue Nando" jawabnya singkat sambil senyum. Aduh ganteng! Eh inget na ada panji inget! Haha

"Nando aja? Pas pembagian nama nyokap lo telat? Ngirit banget" bales gue sambil menunjukan muka penuh tanya.

"Nama lo Nada doang? Ga pake oktaf sekalian?" Jawabnya dengan senyum ngejek. Aduh ganteng!!!

"Yakali! Gue Nada Clarisa Subagja, nama panjang lo apa?"

"Martiando Gading Aktada, lo bisa panggil gue martin atau nando, tapi gue lebih suka di panggil nando" lagi lagi senyum itu muncul. Oemji!!!

Just Friend!Where stories live. Discover now