2034.
Dunia bukan lagi soal bercocok tanam dan berburu untuk bertahan hidup. Ini sudahlah waktunya untuk dunia menemukan kehidupan baru yang penuh dengan teknologi luar biasa untuk mempermudah apa yang penghuninya lakukan.
Meskipun...
Prinsip itu sedikit berbeda dengan prinsip seorang pria yang tengah berkutat dengan laptop kualitas menengahnya.
Ia justru berharap dunia kembali seperti dulu. Dunia yang hanya menjalani kehidupan apa adanya, jauh dari barang-barang yang setiap hari membuatnya pusing dengan tombol-tombol super canggih itu. Baginya, kehidupan yang modern sungguhlah terasa membosankan. Membuatnya malas.
Yah, sekalipun harus menghadapi kejamnya peperangan, setidaknya itu lebih baik daripada menghadapi kerasnya hidup yang terus mengekang dan mengekang di masa modern ini. Kira-kira begitu menurut Lee Jeno.
Namun, suatu hal belakangan membuat ia sedikit berubah pikiran.
Teknologi yang ia anggap remeh itu, justru hampir merubah seluruh aspek kehidupannya. Siapa sangka teknologi bisa menciptakan sesuatu yang dapat mengisi kehidupannya dengan hal yang membahagiakan dan tak biasa? Jeno tak pernah memperkirakan hal itu sebelumnya.
Bernotabene seorang profesor dan scientist, ayah Jeno selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Menciptakan penemuan-penemuan yang menurut Jeno aneh dan tidak berguna. Hal itu membuat Jeno semakin yakin bawa ia tidak suka bahkan membenci ilmu bidang tersebut. Apapun tentang ayahnya, apapun tentang kehidupan, ia tak pernah memedulikannya, tak pernah serius memikirkannya.
Bahkan hingga suatu saat Jeno tinggal seorang diri, hari-harinya terasa semakin kosong. Ia tak bisa merasakan kasih sayang dari ayahnya lagi, meskipun selama ini ia tak benar-benar bisa merasakannya. Begitu juga dengan kasih sayang dari ibunya, yang sudah lama meninggalkan Jeno serta ayahnya. Jeno sama sekali tak mengerti mengapa hidupnya terasa begitu hampa.
Dan kali ini, ia tak pernah menyangka bahwa apa yang dikerjakan ayahnya, adalah sesuatu yang berharga untuk dirinya. Sesuatu yang luar biasa. Yang ia panggil...
Na Jaemin.
Seseorang yang diciptakan ayahnya untuk menemani Jeno saat beliau sudah tak lagi di dunia ini. Ayah Jeno sungguh mengerti Jeno akan merasa kesepian suatu saat nanti. Dan sebagai permintaan maaf atas kelalaian tanggung jawabnya sebagai ayah, ia memberikan hadiah yang mungkin akan selalu mengingatkan Jeno akan beliau. Ayah Jeno selalu berharap begitu, agar anaknya jauh lebih bahagia di masa depan.
[.]
|I{•------» - «------•}I|
|I{•------» - «------•}I|
Warn!⚠
- language: SEMI BAKU
- genre: fanfict [ B X B ]- kind of plot: MONOTON
- other: awkward, feelingless, etc.thanks for reading
dan semoga ketagihan hm:v
KAMU SEDANG MEMBACA
J A E N O I D - nomin/jenjaem
Fanfiction(On going) Jeno itu malas. Mengurus hidupnya sendiri saja dia tidak becus. Apalagi kalau harus mengurus makhluk bukan manusia seperti Na Jaemin. [start: 20.03.20 ] [end: - ] Semi baku⚠ BXB⚠ ©asaswagboy,2020 #1- humanoid 200503