Luna

586 54 38
                                    

Apakah seorang Luna haruslah bersikap dingin dan tegas?? Tak bisakah seorang Luna menjadi dirinya sendiri?? Apakah memang seharusnya Luna tersiksa oleh peraturan yang ada?? Kenapa seorang alpha tidak memiliki peraturan khusus untuk sifatnya?? Kenapa hanya sang Luna?? Kenapa juga aku yang menjadi Luna?? ”

'°🍬

Pagi hari yang cerah, ku tatap jendela kamarku yang bertatap langsung dengan hutan. Hutan hijau yang nyaman, ahh aku ingin berlari kedalam hutan tersebut dan tinggal di sana selamanya. Menjauhi dari aturan-aturan 'The Luna' yang menyiksaku.

Oh, lancangnya aku. Hai kenalan, aku seorang Luna panggil saja aku J-Hope. Ah tidak, sesungguhnya J-Hope adalah nama serigalaku sedangkan namaku, ah ini akan memalukan. Namaku benar-benar terkesan menggemaskan, kata orang tuaku mereka memberikan nama itu karena mereka tidak pintar memilih nama. Hehehe kenalkan aku Hoseok si omega kecil yang sayangnya menjadi Luna di Umur muda. Panggil saja aku J-Hope, karena sungguh! Nama Hoseok itu benar-benar menggelikan.

Tok! Tok! Tok!

Pintu berbunyi, ku tatap pintu tersebut malas. Hah, jika kalian berfikir menjadi Luna itu menyenangkan, kalian salah! Di umurku yang masih menginjak delapan belas tahun ini aku sudah di kekang untuk menjadi seorang pria yang dingin dan tegas. Pria?? Lah memang kalian pikir aku wanita??

"Tuan Kim, sarapan telah siap. Dan anda ada kelas pagi"

Ah sudah lupakan saja, aku tak mungkin bisa tinggal di hutan dan meninggalkan semua kewajiban ku. Bagaimana pun rakyat Manusia Serigala membutuhkan ku sebagai penguat dan Menuntun mereka. Kadang aku berfikir, kenapa harus Luna yang di didik secara ketat sedangkan yang menguasai adalah alpha dari Luna tersebut. Ini tidak adil bagiku! Jika memang sang alpha yang akan menguasai dan memimpin rakyat kenapa bukan dia yang di didik secara keras?! Kenapa harus sang Luna?!

"Tuan muda Kim??"

"Ya ya aku datang"

Dengan malas ku langkahkan kakiku ke kamar mandi. Menatap peralatan mandiku yang bisa terbilang mahal tersebut dengan malas. Oh sungguh, aku hanya ingin berendam di air sungai yang mengalir bukan berendam di bathtub sempit. Dengan kesal ku ambil sabun dan shampo yang berharumkan bunga berwarna ungu tersebut. Lavender, wangi yang harus Luna miliki. Sial! Aku lebih suka harum mint dan lemon yang di gabung menjadi satu, begitu memabukkan dan membuatku candu. Bukan wangi bunga yang membosankan seperti ini.

Selesai membersihkan badan, aku mulai memilah-milah baju yang akan ku kenakan. 

Terlalu elegan

Terlalu sopan

Terlalu formal

Terlalu Mewah

Sial! Apakah tidak ada pakaian casual disini?? Sungguh, aku hanya ingin mengenakan Sweeter kebesaran dan celana jeans selutut. Tak bisakah?!! Oh sungguh aku ingin menghancurkan semua peraturan sialan tersebut. Ah sial! Aku benar-benar tak ingin menjadi Luna, tak pernah sedikitpun. Aku hanya ingin Hidup normal, memiliki kekasih, sahabat bercanda, rumah kecil yang damai. Bukan istana sepi yang di penuhi dengan para maid yang tak berguna.

The Luna Where stories live. Discover now