Marry Him

1

"Bultaoreune. Firee~~ Fireee~~"

Suara nada alarmku berhasil membuatku terbangun pagi ini.

Satu lagi hari yang membosankan.

"Ahhhh... Aku benci ini" gerutuku setelah bangun dari tempat tidurku.

Dengan rasa malas yang sangat amat, aku mulai memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarku.

Seperti biasanya, hari-hariku terasa sangat membosankan. Bangun dipagi hari dengan rasa kantuk karena malamnya aku sulit untuk tidur, dan setiap pagi aku harus bangun untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

Yaaaa,, aku adalah seorang mahasiswa semester 3 sebuah universitas ternama di daerahku, kota Medan.

Bisa tebak usiaku?
Entahlah.. aku pun tidak tahu. Atau bahkan lebih ke benci untuk mengingatnya.
Ada banyak hal yang ku benci di dunia ini. Dan yang sangat paling kubenci adalah sesuatu yang bernama 'hidup'.

Mungkin orang-orang akan berkata : "kenapa benci pada suatu hal yang sangat menyenangkan? Hidup ini menyenangkan"

Bagiku, kalimat itu sama saja dengan : "mengapa orang bisa terkena penyakit asma, padahal banyak udara di bumi ini"

******

Setelah melakukan beberapa persiapan, seperti sarapan dan mengeluh berkali-kali, akhirnya aku sampai di panggung ini.

Kampus ini adalah panggung bagiku, karena aku harus selalu bersandiwara seakan aku baik-baik saja didepan orang banyak.

Sekali lagi aku menghela nafas dengan keras sebelum memasuki ruang kelas.

Jika kalian bertanya apakah aku punya teman,
Yaa.. aku punya beberapa.. beberapa orang yang bisa dikatakan sebagai temanku.

Aku tidak berani terlalu dekat pada mereka atau bahkan menjadikan mereka sebagai sahabatku.. ahh.. menurutku, tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini.

Mereka hanya akan datang pada saat butuh dan akan pergi ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan.

Aku hanya suka menjadikan anjing sebagai temanku. Mungkin itu terdengar lucu, tapi begitulah adanya.

Aku berjalan dengan langkah yang sangat berat menyusuri jalanan yang padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Syiiiiiiittttttttt............

Sebuah sepeda motor mengerem mendadak karena hampir saja menabrakku. Aku nyaris tertabrak, hanya ada jarang 5cm antara aku dan ban motor itu.

"Hey lihat-lihat kalau jalan!" teriak pengendara motor yang hampir menabrakku.

Aku hanya memgabaikannya dan melanjutkan perjalannku.

"Gila apa ya?!!!"
Pria berjaket kulit itu masih saja berteriak kepadaku. "terserahlah" ucapku dalam hati walau sebenarnya aku sedikit terkejut dengan kejadian itu.

*******

320 menit sudah berlalu. Ahhh.. Aku sudah sangat merindukan kamarku, ingin rasanya pulang secepatnya dan tidur.

"Bultourune. Fire~~~"

Lagi-lagi ponselku berdering, tapi kali ini bukan alarm, melainkan panggilan masuk.

"Boss?" aku sedikit tersentak melihat nama yang tertara di layar ponselku, dengan segera kujawab panggilan itu

"Selamat siang pak" ucapku membuka percakapan

"Hallo Jessica, hari ini kamu masuk ya. Ainan lagi izin jadi kamu yang gantiin. Bisa kan?" terdengar suara dari sebrang

"baik pak, saya bisa" jawabku sambil sedikit tersenyum supaya terdengar ramah.

"oke, jam 3 ya"

Gilaa... Setengah jam lagi???? "Baik pak" ucapku diakhiri dengan ditutupnya panggilan

Entah ini yang keberapa kalinya, tapi lagi-lagi aku menghembuskan nafas dengan berat. Kenapa harus aku?

Karena waktuku hanya ada setengah jam untuk sampai ke tempatku bekerja jadi aku segera memesan ojek online walaupun sebenarnya aku bisa tinggal jalan kaki.

Aku berkerja paruh waktu disebuah restoran yang cukup besar. Restoran ini sudah memiliki beberapa cabang di berbagai kota, yaa termasuk di kota ini.

Sebenarnya orangtuaku mampu untuk membiayai kehidupanku sehari-hari, uang yang kudapat dari hasil bekerja ini kugunakan untuk kebutuhan fangirling seperti membeli album dan lain-lain. Cukup gila bukan? Aku bekerja hanya untuk membeli hal yang mungkin tidak penting bagi orang normal.

Aku sangat suka boyband bernama BTS dari Korea Selatan. Grup ini berhasil mendorongku untuk bekerja dan tidak membebani orangtua hanya untuk kesenanganku.