♣ 11

26.3K 1.3K 36
                                    

Selamat Membaca!

Maura menuruni tangga lalu sedikit berlari melewati ruang tamu, jangan sampai dua pria tua yang sedang berbicara di sana menyadari keberadaannya.

"Mau ke mana kamu?"tanya Arvind saat putrinya lewat dengan terkesan tanpa menyapa.

"Rumah nenek."jawab Maura singkat dengan nada ketus membuat Arvind melotot.

"Apa seperti itu caramu bicara pada daddy?"tanya Arvind dingin membuat Maura menunduk.

"Maaf, dad. Aku hanya__"

"Kenapa masih di sini? katanya mau ke rumah nenek."tanya Ayyara yang tiba-tiba saja muncul membuat Maura mengangkat wajahnya. Penyelamatnya sudah datang, dan daddynya pasti tidak bisa berbuat apa-apa.

"Iya, mom. Ini juga mau berangkat. Maura nginap di sana ya, mom?"tanya Maura membuat Ayyara hampir mengiyakan namun buru-buru disela oleh Arvind.

"Tidak ada yang namanya menginap. Pokoknya pulang sebelum makan malam."putus Arvind membuat Maura menatap Ayyara penuh harap.

"Biarkan Maura menginap, mas. Maura pasti kangen neneknya. Mereka sudah lama tidak bertemu, jadi wajar saja menginap di sana."ucap Ayyara yang mengerti arti tatapan Maura.

Arvind menghela napas. "Mas mau semua orang di rumah ini mengikuti perkataan mas,"ucap Arvind tegas lalu menatap istrinya."Dan itu termasuk kamu, sayang."sambung Arvind saat istrinya ingin kembali membantah.

Ayyara melongo lalu menatap pria tua yang duduk di samping suaminya. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya membuat Ayyara merasa kesal. Karena senyum itu terlihat seperti sebuah tanda kemenangan.

"Pergilah dan pulang sebelum makan malam!"ucap Arvind membuat Maura menghentak kesal lalu berjalan keluar rumah.

"Mas keterlaluan."ucap Ayyara membuat Arvind berdehem.

"Ini sudah menjadi keputusan mas."ucap Arvind tegas membuat Ayyara kembali melongo. Baru kali ini suaminya berkata seperti itu karena biasanya Arvind hanya akan mendengar perkataannya.

Ayyara menghela napas sambil mengusap perut buncitnya. Sungguh rasanya ia sangat emosi, ingin sekali Ayyara berteriak marah melampiaskan kekesalannya yang sudah di ubun-ubun.

Belum sampai disitu, Ayyara kembali dibuat kaget saat suaminya tidak datang padanya. Padahal jelas jika Ayyara sudah menunjukkan reaksi berbeda, biasanya Arvind akan datang padanya walau itu karena hal kecil. Sekarang, jelas ia sedang marah dan suaminya malah tidak menghiburnya.

"Nyonya, apa menu yang harus saya siapkan untuk malam ini. Ikan atau ayam?"

"TERSERAH!"teriak Ayyara kesal lalu berlalu dari sana membuat sang pelayan melongo. Nyonyanya tidak pernah semarah itu.

Arvind sebenarnya terlonjak kaget mendengar teriakan istrinya namun dia tahan mati-matian untuk tidak mendekati Ayyara. Walau dihatinya berseliweran hal-hal buruk yang akan terjadi pada calon bayinya jika sang ibu berteriak sekeras tadi.

Adam tersenyum. "Kamu ingin menemui istrimu?"

Arvind menggeleng."Kita harus membuat istriku setuju tentang dirimu."

Jodohku Duda TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang