Kita bahkan tidak sadar siapa yang kita temui dan kemudian kita memperlakukan orang itu selayaknya orang yang kita kira
---------
Hari sabtu ini kita semua di kumpulkan di lapangan, ada sebuah seminar yang di adakan oleh sekelompok seni perfilm-an di sekolah ku, kita duduk bersama di lapangan, mencoba untuk mendengar seminar yang sedang berlangsung.Teman-teman aku pada saat itu begitu bersemangat entah karna pembawa seminar yang begitu tampan atau karna mereka merasa tertarik dengan hadiah yang akan diberikan ketika film yang akan kita buat masuk salah satu nominasi dalam penilaian ajang festival film ini.
Begitu juga denganku. Aku bahkan sudah memikirkan bagaimana alur cerita di film yang akan aku buat bersama dengan beberapa temanku, kami berkumpul pada saat istirahat di kelasku, ini adalah hal biasa yang sering kita lakukan bahkan hampir semua siswa disekolah ini mengenal kita, entah karna aku adalah anggota osis atau tentang sahabatku gaya yang selalu fasionable, Nira yang begitu anggun, Vi yang begitu memikat para pria dan jangan lupa, Ael dan Ali yng begitu terkenal di sekolahku, ali yang notabennya adalah ketua tim basket di sekolahku,Ael dengan wajah bulenya yang begitu memikat para wanita dan satu lagi teman kita,namanya Biyan hari ini dia gak masuk si cowo sibuk itu dia sedang mengikuti seminar fotografi di sekolah sebelah.
Pembicaraan kita masih seputar dengan festival film yang akan kita buat, sesekali bercanda tentang Vi yang selalu di kejar kaka kelas, Gaya yang selalu marah hanya dengan tangan kotor Ael, dan tentang aku yang sering menunduk malu saat Ali selalu menatapku.
"Pulang sekolah kita kumpul lagi yuk! Gaya bawa laptop hari ini jadi sempat kalo mau buat naskah, mumpung otak Illy masih nyambung," Nira berkata sambil sesekali menulis catatannya yang belum selesai.
Aku sedikit tertawa dengan guyonannya. Aku memang pelupa bahkan kalau kalian tidak bilang awalnya aku bahkan sangat susah untuk mengingat.
"Aku akan menyusul, Gaya akan membantuku membuat plot ini, 30 menit aku akan segera kembali," kataku sambil melanjutkan memakan popmie yang tdi sempatku beli.
"Kenapa? Bukankah peran kamu lebih penting disini? Kamu bisa konsisten tidak?" tiba-tiba Ali berucap, nada bicaranya sedikit meninggi. Well, dia memang seperti ini. Begitu menjengkelkan tapi entah mengapa rasa ini ada untuknya.
"Maaf. Aku harus menyetor hafalan sabtu ini. Senin kemarin aku enggak masuk, jadi aku harus mengulang hafalan senin kemarin," aku membalas kalimatnya agak sedikit rendah. Berharap dia bisa mengerti posisiku saat ini.
"Ohiya, aku baru ingat tadi dia bilang kamu harus bertemu dengannya sebelum jam sekolah hari ini selesai katanya dia akan menambahkan sedikit materimu," aku seketika mengalihkan arah mata kebelakang. Orang yang berkata tadi adalah Dira— dia adalah salah satu sahabatku. Dia ini penyuka pria dewasa. Bagaimana tidak? Dia begitu menggilai seorang polisi dan sialanya polisi itu mantan pacar kakak sepupu aku.
"Yahh! Dan hari ini aku minta maaf tidak bisa tepat waktu untuk yang kesekian kalinya. Aku berjanji 30 menit dari jam pulang, aku akan segera kembali kekelas ini."
"30 menit darimu 2 jam untuk kita menunggu. Terserah, aku akan kekelas, ac kelas kalian rusak. Aku merasa begitu panas saat berlama-lama disini," Ali segera berlalu dari kami. Dia sedikit memperlihatkan wajah marahnya. Aku tau bukan karna ini yang menjadi alasannya tapi ada satu hal yang membuat dia terlihat begitu marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
i know its you
Fantasyaku tidak percaya ini bahkan saat itu terjadi kepada orang lain aku mengnganggap omong kosong sampah yang memakan waktu untuk mendengarkan seseorang bercerita tapi saat itu terjadi kepadaku dan aku percaya sesuatu itu memang ada keberadaannya