Cla POV
"Thom, aku hamil." ucap ku takut-takut sambil menunjukkan hasil positif pada test pack yg tadi kupakai.
aku melihat raut wajah Thomas yg berubah setelah melihat hasil test pack tersebut. aku tau, dia pasti nggak siap dengan semua ini.
sore tadi, saat Thomas meneleponku, aku meminta nya untuk datang kerumah setelah pulang kerja. dan disinilah kami. di dalam mobil nya yg gelap, hanya penerangan dari lampu plafon mobil yg menjadi penerang kami.
Thomas masih diam tanpa suara. hanya memperhatikan hasil test pack tanpa mengucapkan satu kata pun.
lama berselang, Thomas menatapku. "anak ku?? kamu lagi nggak nge prank aku kan Cla??" ucap nya, yg langsung kubalas dengan tatapan tidak percaya.
memang nya mau anak siapa lagi?? selama ini aku tidak pernah main dengan lelaki lain. hanya dia yg pernah menyentuhku sedalam itu.
"menurut kamu aku segitu niat nya untuk prank kamu?? dan iya itu anak kamu, emang aku pernah main sama lelaki lain?" jawabku.
"ya siapa tau aja itu bukan anak aku. kan aku mastiin aja." nada bicara nya seperti tidak percaya bahwa aku hamil anak nya. dan aku tidak percaya dia akan mengeluarkan pernyataan seperti itu.
"trus mau gimana?? aku minta kamu kesini untuk kasih aku solusi. kita harus gimana?" tanyaku. jujut aku takut dengan kondisi seperti ini, aku hamil. aku nggak tau harus bilang apa ke keluargaku, ke kakakku.
"aku nggak siap, Cla. aku nggak siap jadi ayah muda. aku masih mau kerjar karir aku. aku masih mau bahagiain mamaku. masih banyak to do list yg harus aku kerjakan. dengan ada nya anak akan menghambat to do list ku, Cla." aku bener-bener nggak percaya dengan apa yg Thomas ucapkan. padahal aku begini karena dia juga.
"gugurin dia, Cla. cuma itu satu-satu nya solusi yg bisa ak..." ucap nya terputus karena aku menamparnya keras, agar dia sadar akan apa yg dia ucapkan.
berani-beraninya dia menyuruhku untuk menggugurkan darah daging nya sendiri! apa dia nggak berpikir kalo dia sudah jadi pembunuh dengan menyuruhku menggugurkan anak nya??
"kamu gila ya!! ini anak kamu sendiri!! brani kamu suruh aku untuk gugurin?? kamu nggak pantes disebut manusia!! kalo kamu memang minta aku untuk gugurin anak ini, lebih baik kita putus aja. aku nggak akan pernah gugurin anak ini, Thom. dan aku nggak akan pernah ganggu kamu lagi. terimakasih untuk waktu yg selama ini kamu kasih untuk aku. setelah ini, jangan pernah temui aku lagi!" lalu kubuka pintu mobil dengan kasar dan keluar dari mobil.
Thomas ikut keluar dari mobil dan mencegahku masuk kedalam rumah.
"please Cla jangan kayak gini. aku minta seperti itu untuk kebaikan kita berdua! kita sama-sama nggak siap unt.." aku menampar nya untuk kedua kali. seperti nya tamparan pertamaku tidak membuat nya sadar akan omongan nya.
"kalo emang kamu nggak mau tanggung jawab, kamu pergi dari hidup aku, pergi yg jauh supaya aku nggak ketemu sama laki-laki brengsek kayak kamu!" kali ini Thomas tidak menghalangiku lagi. aku masuk kerumah dan langsung menuju ke kamarku.
ku duduk diatas kasur dengan pikiran yg berantakan. banyak yg harus kupikirkan, bagaimana reaksi keluarga ku kalo tau aku hamil. dan aku harus mencari jalan keluar secepat mungkin karena lelaki brengsek itu tidak mau bertanggung jawab!
setelah lama berpikir, aku memutuskan untuk pindah keluar kota. entah kemana, yg pasti nggak di Jakarta. aku masih punya tabungan yg cukup untuk ngekost dan bertahan hidup sampai 3 bulan kedepan.
yaa aku harus pindah keluar kota. selain agar keluarga ku tidak tau bahwa aku hamil, supaya aku juga tidak bertemu dengan si brengsek lagi.