9

2.8K 380 37
                                    

ryujin sampai di cafe, ia langsung menghampiri renjun yg sedang duduk disana.

"sorry ya ngaret" kata ryujin sambil duduk.

"iya gapapa" ucap renjun tersenyum.

"gue kira lu gabisa dateng, buat nemenin cewe lu ke toko buku" kata ryujin. "tapi lu ngechat tiba-tiba udah disini" lanjutnya.

renjun bingung, ko ryujin tau kalau hira mau ke toko buku?

"tadinya," kata renjun. "ko lu bisa tau cewe gue mau ke toko buku?" tanyanya.

"soalnya tadi gue ngeliat lu sama cewe lu lagi nyari buku gitu" ucap ryujin.

"tapi gue baru keluar kelas ryu—" kata renjun pelan.

"loh berarti tadi siapa?" kata ryujin pura-pura bodoh. ryujin mengeluarkan handphonenya dan menunjukan foto itu ke renjun. "nih liat, ini cewe lu kan?" tanyanya. ryujin yg melihat renjun kebingungan menunjukan senyum smirk nya.

renjun terdiam sambil mengambil handphone ryujin, ia menatap foto itu bingung. benar, ini hira. tapi dia sama siapa? kenapa hira tidak memberitau dirinya dia pergi dengan siapa? hira mulai bermain api? kenapa?


































—×××—




















"hallo njun?"

"kenapa?"

"kamu masih sibuk kah?"

"engga"

"terus kamu dimana?"

"di apart"

"loh udah pulang?"

"iya"

hira diam sejenak, kenapa renjun secuek ini?

"ko ga ngabarin aku?"

"..."

"njun?"

"gimana hari ini?"

"hah?"

"seneng jalan-jalan sama lino?"

"eh?!"

Tuttttt Tuttt~

Renjun memutuskan sambungan telpon itu sepihak dan hira terkejut tentunya. terkejut karna takut renjun marah dan hira sangat lupa untuk memberi tau renjun.

"gue harus ke apartnya renjun" kata hira bergegas pergi menghampiri renjun.

sesampainya disana, hira langsung masuk. ia memanggil renjun tapi tidak ada jawaban. saat ia mencari-cari ternyata renjun berada di dapur sedang memasak.

"njun" panggilnya.

renjun menoleh sambil memotong bawang.

hira menghampiri renjun dan langsung memeluknya dari belakang.

"ehhh jangan peluk-peluk" kata renjun sedikit tertawa.

"kamu marah sama aku?" kata hira melepaskan pelukannya.

[2] Walking Back Home | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang