Touch and Tease

2.8K 188 16
                                    

Hai...

Jadi ini adalah FF collab saya dengan Chasseur yaps... Technically storynya Dia sih... Saya cuma bantu rapihin doang

Please noted ini cuma FF, don't take it too seriously... but, take it deeply...

.
.
.
.

Jisung dan Renjun kini berada di atas ranjang, keduanya bersisian, bersandar di headboard dan fokus menatap layar televisi yang menampilkan variety show Running Man

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung dan Renjun kini berada di atas ranjang, keduanya bersisian, bersandar di headboard dan fokus menatap layar televisi yang menampilkan variety show Running Man.

Renjun meletakkan kepalanya di pundak Jisung sementara Jisung menyandarkan pipinya di kepala Renjun. Keadaan kamar yang hanya dihiasi lampu tidur dan cahaya dari televisi membuat suasana ruangan seakan mendukung untuk segera terlelap.

Tiba-tiba Jisung mulai merubah posisinya semakin menjauh.

Merasa tumpuan kepalanya menjauh, Renjun mendongak ke arah Jisung di sisinya.

"Kemari, aku butuh pundakmu lagi," katanya perlahan, hampir merengek. Ia sudah dalam posisi akan mengarungi alam mimpi jika Jisung tidak menarik diri darinya.

Alih-alih membalas protes dari Renjun, Jisung justru meraih lengan Renjun dan menariknya agar  semakin mendekat.

"Ada apa?" Raut bingung terlihat kentara di wajah Renjun, namun ia membiarkan Jisung menariknya dan memposisikannya duduk di pangkuan kekasihnya itu, dengan kedua kaki terbuka dan mengungkung diantara kedua paha Jisung.

Jisung tersenyum, mendongak pada Renjun yang posisinya kini agak lebih tinggi darinya, dan kedua tangannya kini merengkuh pinggang ramping Renjun, semakin menarik tubuh kecil tersebut merapat di tubuhnya.

"Jisung, kau ini apa-apaan?" Protes kembali dilayangkan oleh Renjun. Kedua tangannya menahan di bahu lebar sang kekasih.

"Tidakkah... seharusnya... kita melakukan hal lain selain menonton Running Man?" Akhirnya Jisung bersuara dengan nada yang diulur-ulur, menggoda dengan tatapannya yang seolah mengunci pergerakan sang pria mungil dihadapannya.

"Maksudmu tidur? Kebetulan, aku mengantuk." Renjun ingin bergerak menjauh namun, kaitan tangan Jisung di tubuhnya terlalu kuat untuk terlepas.

Oke, sesungguhnya Renjun tahu apa maksud Jisung, tapi ia ingin sesekali jual mahal dan berakting sedikit.

"Kau pasti sedang berpikir langkah apa lagi yang akan kau ambil, hm?"

Tepat sasaran. Kekasihnya memang yang paling memahaminya. Terkadang itu menyebalkan omong-omong.

Renjun terlihat cemberut, kini Ia mencubit hidung Jisung gemas yang disambut pekikan "aw" dari yang dicubit.

Kekehan meluncur dari Jisung. Ia mendekat dan mengusakkan hidungnya di hidung Renjun sekilas. "Kau menggemaskan, tapi aku lebih suka jika kau menghentikan aktingmu dan kita langsung melakukan apa yang aku inginkan."

"Kau mengatakan itu tapi kau sendiri bermain-main," Renjun bergumam, jari telunjuknya yang lentik kini sedang bermain di bibir Jisung.

"Bermain denganmu tidak pernah membosankan," Jisung menyahut dengan suara rendah dan hangat favorit Renjun, bibirnya menangkup ujung telunjuk Renjun dan menggigitnya pelan. Matanya berkilat saat Renjun menggigit bibirnya, menikmati apa yang Jisung lakukan.

"Jika kau ingin menggigit bibirmu, biarkan aku yang melakukannya, Renjun."

Kedua bibir itu kini saling bertemu, saling bertaut mesra, mereka berciuman dengan ritme pelan seakan tidak ingin momen tersebut cepat berlalu.

Renjun melingkari leher Jisung dengan tangannya, memimpin alur ciuman yang kini berlangsung karena Jisung menginginkannya. Bibirnya menangkup bibir atas Jisung lantas mengulumnya lembut, kemudian ia sengaja menggigit main-main bibir Jisung sebelum menariknya pelan dan melepasnya, tak lupa menjilat ujung bibir Jisung sebelum mengubah sasarannya menuju bibir bawah Jisung, melakukan hal yang sama.

"Aku tidak pernah bosan dengan bibirmu, Jisung," tutur Renjun pelan saat ia memutuskan melepas bibir Jisung sejenak dan mengusap bibir tersebut yang basah.

"Begitupun aku." Jisung membalas dengan suara bass yang menggema,  kini ia yang memimpin alur ciuman mereka.

Berbeda dengan Renjun, Jisung lebih menikmati mengulum bibir Renjun penuh, menghisapnya perlahan. Lidahnya pun kini turut serta, membelai permukaan bibir Renjun pelan-pelan hingga Renjun merinding, bahkan melenguh. Tentu ia menyukai reaksi Renjun, maka dari itu Jisung menarik dagu Renjun agar Ia membuka bibirnya, melesakkan lidahnya ke dalam dan mulai bermain dengannya.

rintihan meluncur dari kerongkongan Renjun, ia menarik diri , "Berhenti bermain-main, langsung saja...", protes Renjun.

Jisung terkekeh, gemas. Tangannya mengusap bibir basah Renjun yang kini terlihat penuh dan memerah. "Bermain seperti biasa, hm?", ucapnya menaikkan salah satu alisnya.

Renjun menggangguk, reflek menggigit jari telunjuk Jisung main-main saat melewati bibir bawahnya.

"Dengan lembut atau kasar?"

Namun,  bukan jawaban yang dikeluarkan dari bibir  Renjun, Ia justru langsung mendorong tubuh Jisung hingga berbaring di ranjang. Lantas Renjun terduduk di perut Jisung, Ia menatap mata Jisung penuh arti, kemudian jari-jarinya mulai membuka baju piyamanya. 

"Aku suka yang lembut," 

ia lalu merendahkan tubuhnya hingga dada mereka saling menempel, bibirnya mengecup dagu Jisung. 

"lalu diteruskan dengan kasar."



End

......................................................................

Touch and Tease Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang