I
"Bukan aku, Jo. Demi Tuhan, bukan aku!"
Teriakanku menggema di seluruh sudut ruangan, hingga mungkin jika suara bisa punya kekuatan untuk menghancurkan, maka benda-benda pecah belah di seisi rumah ini sudah hancur berkeping-keping.
"Ray, kau bisa menyelidikinya kan? Bisa saja itu gadis yang mirip denganku. Bukankah ada mitos bahwa setiap manusia di dunia punya tujuh kembaran di belahan dunia yang lain? Mungkin saja mitos itu benar. Atau--atau ... Jo, coba kau ingat-ingat mungkin saja aku punya saudara kembar? Mungkin saja dia ikut terpisah denganku saat aku hilang dulu? Mungkin saja dia yang melakukan hal itu? Ray, itu masuk akal bukan? Kenapa kalian diam saja? Aissh berapa kali harus kukatakan kalau itu bukan aku?!"
Aku kembali berteriak, frustasi. Entah ini sudah yang keberapa kalinya aku berteriak di depan Jo, Ray dan Jean dengan kalimat yang sama. Berulang-ulang dan berputar-putar. Tetap bersikeras pada keyakinanku bahwa apa yang mereka tuduhkan tidaklah benar.
Namun sama seperti sebelum-sebelumnya, ketiga orang itu hanya menampakkan ekspresi datar yang akan berubah menjadi iba beberapa menit kemudian.
Dan sungguh dari semua hal yang kubenci dalam hidupku yang sekarang, aku paling benci pada ketidakpercayaan mereka padaku. Ketidakpercayaan mereka membuatku dipandang sebagai seseorang yang salah, dan pada akhirnya ketakutan akan ditinggalkan muncul kembali dalam hatiku.Jo mendekat dan duduk tepat di sampingku, kemudian menggenggam erat tanganku yang terkepal menahan amarah. Aku bergeming, menundukkan kepala untuk menghindari tatapan matanya.
"Ann, percayalah pada kami. Ceritakan semuanya, dan kami akan membantumu. Kau tahu kan kalau kami sangat menyayangimu?" Jo berucap lembut, dan dengan nada hati-hati.
Aku mendesah lelah dan melepaskan genggaman tangannya lalu memiringkan tubuh untuk membalas tatapannya.
"Apa yang harus kuceritakan, Jo? Sudah berulang-kali kukatakan pada kalian kalau gadis itu bukan aku. Bukan aku yang melakukanya, jadi apa yang mesti kuceritakan? Jo, tolonglah. Percayalah padaku. Kenapa kau tidak bisa mempercayaiku?"Kini suaraku melemah, terlalu lelah untuk mencoba meyakinkan mereka. Selalu berputar-putar kalimat yang kuucapkan hingga aku lelah dan bosan. Apa mereka tidak bosan mendengarnya?
Jo kembali meraih tanganku dan meremasnya pelan, "Aku percaya padamu, Ann. Sangat percaya. Karena itu kau bisa ceritakan semua yang terjadi padamu. Aku akan berusaha memahami dan mengerti perasaanmu, itulah gunanya keluarga."
Aku menatap Jo dengan kecewa, "Dengan kau yang memaksaku untuk menceritakan kejadian yang sama sekali tidak kulakukan, itu sama saja dengan kau yang tidak percaya, Jo!"
"Ann." Ray menginterupsi, yang tentu saja membuatku langsung menoleh padanya. Di sampingnya, Jen kini menatapku cemas.
"Kau lihat benda-benda itu?" tanya Ray sambil menunjuk benda-benda yang tergeletak di atas meja kaca. "Itu hanyalah sebagian dari bukti yang jelas sekali menunjukkan bahwa gadis yang ada di foto dan rekaman video cctv itu adalah kau, Ann. Sisa bukti yang lain tidak bisa kutunjukkan karena aku harus bersikap profesional sekali pun itu kepada keluargaku sendiri. Tapi bukti-bukti yang kubawa ini, bahkan sudah cukup untuk membuktikan bahwa gadis itu memang adalah kau, Ann."
"Bukan aku, Ray!" Aku berteriak sambil berdiri menatap marah pada teman karib Jo ini. "Aku tahu kau pintar, Ray. Seharusnya sebagai seorang anggota detektif, kau tidak bisa langsung percaya benda-benda itu sebelum kau membuktikan sendiri keakuratannya. Kau tidak bisa langsung menuduhku seenaknya!"
"Aku tidak seenaknya menuduhmu, justru aku sedang berusaha melindungimu dari timku yang sudah sejak dua minggu lalu ingin segera membawamu. Karena itu cobalah mengerti, dan jelaskan alasanmu melakukan hal itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/216798188-288-k157203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me (Trailer)
Short StoryKejadian penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi berulang-ulang dengan korban berbeda, menggemparkan seisi kota. Para petugas kepolisian sangat sibuk memburu sang pelaku yang selalu meninggalkan bunga mawar hitam sehabis beraksi. Tak terkecuali Ray...