aku menatap mu kala fajar saat itu,
dengan baju koko dan sarung kesayang mu, kuanggap begitu karena aku terlalu sering melihatmu menggunakan nya
aku percaya igu bukan 1 1 nya sarung yg kau miliki karena kamu lebih dari mampu untuk membeli bahkan 1 lusin pun,
kamu dengan senyum ramah dan tatapan hangat mu yg menjaga
tahu kah kamu, di shubuh pertama aku di kota ini aku bersyukur sekali terhadap Tuhan,
telah mempertemukan ku dengan mata hangat mu