Selamat membaca💓
****
"Sebaik apa pun, pasti ada saatnya bermuka dua kok. Bukankah itu karakter setiap manusia?"
.
.
.
.
.Seorang gadis, dengan rambut lurus tinggi sedang berdiri di dekat tiang depan kelas. Pandangannya lurus ke depan. Menatap segerombolan cowok-cowok yang sedang bermain basket di tengah lapangan sana. Tapi pandangannya hanya terfokus pada satu titik. Yaitu, pada cowok jakun yang sedang duduk tertawa lepas dengan seorang wanita di pinggir lapangan.
Ayu sama sekali tidak habis pikir. Bagimana bisa cowok itu seperti itu. Semalam cowok itu bersikeras memutuskan hubungannya dengan Ayu, dan siang ini ia malah melihat pemandangan yang Ayu benar-benar sama sekali tidak habis pikir. Terlebih gadis yang bersama Abi itu adalah Dita, sahabat dekat Ayu.
Awalnya Ayu sama sekali tidak tahu. Pagi tadi tiba-tiba saja Dita mendadak menghindarinya. Yang awalnya mereka duduk satu meja, Dita malah memilih pindah dan duduk bersama Sherin. Mulanya Ayu bisa memahami karena terkadang Dita Mood-nya suka berubah-ubah. Ia pikir lebih baik tidak menceritakan masalahnya dulu sebelum mood Dita kembali membaik.
Tapi tak lama setelah ia pulang dari ruang musik, ia tidak sengaja mendengar gosip anak-anak cewek SMANSAGA bahwa Dita dan Abi berpacaran.
Awalnya Ayu sama sekali tidak percaya dengan gosip murahan itu. Ia hanya menganggap itu hanya sebagai bahan untuk mereka omongin. Pasalnya, ia sudah tahu Dita bukan hanya satu atau dua bulan melainkan ia dan Dita sudah bersahabat dua tahun lebih dan Ayu rasa itu sama sekali tidak mungkin.
Namun setelah Ayu melihat semuanya. Bagimana perlakuan Abi ke Ayu yang awalnya perlakuan itu sama sekali tidak pernah Ayu dapat dari Abi, ia menjadi percaya bahwa romur yang baru saja ia dengar itu bukan hanya sekedar gosip atau bualan. Melainkan itu adalah kenyataan.
Ayu tersenyum miris. Dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang hinggap di kepalanya semenjak kejadian semalam. Siang ini ia sadar. Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang bisa di percaya. Sedekat apapun dan sebaik apapun pasti akan berkhianat juga pada masanya.
Fiuh.
Ayu terlonjak kaget. Tiba-tiba ada seseorang yang meniup lubang telinganya.
"Biasa aja natapnya." Ucapnya. Ayu yang semula menatap Abi, mengalihkan pandangannya ke orang yang barusan bicara.
Ayu mendengus ketika melihat siapa orang itu. Dia adalah Reyhan teman sekelas Ayu yang mempunyai tingkat kepedean diatas rata-rata.
"Mesra banget ya mereka, udah kek film, film koreah gitu." Decakan kagum terdengar dari Reyhan, ia menatap ke arah lapangan sana bak seperti orang yang melihat live acara shooting drama atau perfilman. Cowok garis lebay.
"Saking mesranya mereka sampe nggak sadar kalo cuaca sepanas ini," jeda sejenak ia melirik Ayu. "panas banget ya Ay disini?" Reyhan mengipasi dirinya dengan tangan, berlagak seolah memang ia benar-benar kegerahan.
Di tempatnya Ayu hanya mendengus. Ia sadar kalau Reyhan menyindirnya. Namun ia sedang tidak mood untuk meladeni Reyhan.
"Eh, mau kemana?" Cegah Reyhan ketika melihat Ayu yang akan berjalan menjauhinya.
"Kemana aja yang penting nggak ketemu elo!"
Reyhan terkekeh. "Pindah planet aja sana kalo gitu. Kalo Lo masih di Bumi apalagi masih berstatus sebagai siswi SMANSAGA mah yang ada tiap hari Lo ketemu gue. Apalagi di sekolah ini yang paling ganteng cuma gue, kan secara otomatis diantara semua siswa disini gue yang paling menonjol." Ucapnya percaya diri.
Ayu mendadak merasa mual di tempatnya. Namun ia tetap diam sama sekali tidak berniat untuk meladeni cowok kardus macem Reyhan.
"Ay, Ay, lo tahu nggak...."
"Enggak tahu dan nggak mau tahu!" Potong Ayu sebelum Reyhan menyelesaikan kalimatnya. Ia memutar bola matanya jengah terlebih dengan nama panggilan yang diberikan Reyhan untuk dirinya.
"Hissss... Kan gue belum ngasih tahu Lo, karena itu, gue yang baik dan ganteng ini mau ngasih tahu Lo biar Lo tahu."
"Nggak butuh!" Ujar Ayu malas. Karena ia tahu persis cowok macan Reyhan. Cowok dengan segudang omongan yang nggak berfaedah.
"Judes amat."
Ayu hanya diam dan tak menghiraukan Reyhan.
"Duluan sana, ah. Gangguin gue muluk heran deh." Ayu sudah jengah. Wajahnya ia tekuk masam menandakan bahwa ia benar-benar tidak ingin diganggu.
Ditempatnya Reyhan hanya memasang wajah polosnya. Sama sekali tidak merasa bersalah kalau sekarang ia sudah benar-benar membuat mood Ayu semakin buruk.
Sejak kapan itu ia menjadi senang membuat Ayu marah-marah seperti ini. Terlebih dengan wajah Ayu yang babby face kalau sedang menahan kesal akan semakin terlihat imut. Reyhan jadi gemas sendiri dibuatnya.
TBC!
12/07/20
Tertanda Istri B.i